Rabu, 08 April 2009

USAHA MELAHIRKAN JANIN HIDUP PERVAGINAM

USAHA MELAHIRKAN JANIN HIDUP PERVAGINAM
dr.Rusbandi Sp.OG

I. EKSTRAKSI FORCEP
 FORCEP / CUNAM : ALAT DARI LOGAM UTK MELAHIRKAN
JANIN DG MEMUTAR – MENARIK KPL.
 ALAT : * LOGAM ~ SENDOK BERSILANG
* LENGKUNG PANGGUL & KEPALA
* TANGKAI BERKUNCI  PEGANGAN
 JENIS : * NAEGEL * BURMA *PIPER
* KEYLAND * TURNER
 JENIS TINDAKAN :
A. FORCEP TINGGI
- KEPALA V BELUM MASUK PAP
- TARIKAN BERAT
- TIDAK PASTI BERHASIL
- JARANG DIKERJAKAN
B. FORCEP TENGAH
- KEPALA V MASUK PAP BELUM DI DASAR PANGGUL
- KEP V ↓ H III
- PEMERIKSAAN HARUS TELITI
- TIDAK SELALU BERHASIL
- JARANG DIKERJAKAN
C. FORCEP RENDAH
- KEPALA MASUK PANGGUL / PBP
- KEPALA V ↓ H III +
- SERING DIKERJAKAN
- KEMUNGKINAN BERHASIL ++
 INDIKASI
* KU IBU JANIN  PERLU AKHIRI PERSALINAN SEGERA
* SYARAT DIPENUHI
* INDIKASI IBU :
- PENYAKIT KRONIS  JANTUNG-ASMA-TBC-LEVER-DSB
- PREEKLAMPSIA – EKLAPMSIA
- BEKAS SECTIO TIDAK TETAP
* INDIKASI JANIN : FETAL DISTRESS
* INDIKASI WAKTU : PARTUS MACET O/K :
- INERTIA UTERI SKUNDER
- DEEP TRANVERSE ARREST
- LETAK PUNCAK
- DLL
 SYARAT FORCEP
* PEMBUKAAN LENGKAP
* KEPALA V ↓ H III +
* TAK ADA CEPALO PELVIX DISPROPORTION ( C.P.D)
* KK PECAH
* KEPALA SUDAH TERCEKAM / TERPEGANG FORCEP
* JANIN HIDUP – BARU SAJA MATI
 KONTRAINDIKASI
* CPD
* RUPTURA UTERI IMMINENS
* HYDROCEPHALUS
* ANENCEPHALUS
* INTRA UTERI FETAL DEATH
 TEHNIS
*PERSIAPAN : - LITOTOMI
- RAMBUT PUBIS BERSIH
- V.U – RECTUM DIKOSONGKAN
- VULVA HIGIENE
- DOEK STERIL
- DGN / TANPA ANESTESI LOKAL / GENERAL
- REKONSTRUKSI FORCEP SBLM DIPASANG
 TEKNIS
* FORCEP DIPASANG SESUAI PRESENTASI & LETAK UUK
* PEMASANGAN BETUL  BILA GAGANG FORCEP KANAN
- KIRI BISA DIKUNCI
* LAKUKAN INTERNAL ROTASI & TARIKAN SHG BERAKHIR
DG LET.BEL.KEP/UUK DEPAN
* TARIKAN  SESUAI SUMBU PANGGUL BILA ADA HIS / PE
NGEJANAN
* FORCEP TARIK KE BAWAH S/D BATAS RAMBUT KEPALA
DI BAWAH SYMPISIS  MENDATAR  KE ATAS S/D UUK –
UUB LAHIR  KMD DAHI – MUKA – MULUT – DAGU 
KEPALA LAHIR
* FORCEP DIBUKA MULAI DARI KUNCI
* FORCEP DILEPAS SATU PERSATU – HATI2 SESUAI DG
LENGKUNG PANGGUL
* BAYI DILAHIRKAN SEPERTI BIASA
 CATATAN :
* PEMASANGAN FORCEP PERLU PEMGALAMAN-LATIHAN
* PEMASANGAN HARUS MENYESUAIKAN :
- SUMBU PANGGUL
- PRESENTASI
- POSISI UUK
* DIBANTU DG OLEUM COCOS / PELICIN
* BILA GAGAL DIKUNCI  FORCEP DILEPAS DICOBA
PASANG SEKALI LAGI
* TRAKSI PERCOBAAN BERHASIL  LAKUKAN TRAKSI SE
SUNGGUHNYA.


 KOMPLIKASI FORCEP :
* ROBEKAN SERVIX BILA PEMBUKAAN TDK LENGKAP
* ROBEKAN JALAN LAHIR YG LAIN
* INFEKSI
* FRAKTUR – PERDARAHAN OTAK
JANIN  KEMATIAN JANIN

II. EKSTRAKSI VAKUM
 PRINSIP : MENYELENGGARAKAN VAKUM ANTARA KPL JA
NIN DAN ALAT PENARIK SHG KEPALA JANIN ME
NGIKUTI GERAKAN ALAT TERSEBUT
 ALAT :
* MANGKOK VAKUM ∅ 30 – 60 mm
* PIPA KARET PENGHUBUNG VAKUM – ALAT MANGKOK
* BOTOL PENAMPUNG CAIRAN YG TERISAP
* MANOMETER PENGUKUR TEK.HISAPAN
* POMPA TEKANAN VAKUM  MANUAL / ELEKTRIK
 SYARAT – INDIKASI – KONTRAINDIKASI = FORCEP
 TEHNIK PEMASANGAN – PELAKSANAAN TRAKSI LEBIH
MUDAH DARIPADA FORCEP
 HANYA UNTUK TRAKSI – TIDAK UNTUK ROTASI


 TEHNIS
*MANGKOK YG SESUAI DIPASANG PADA KEPALA JANIN
 PASTIKAN TAK ADA JALAN LAHIR YG TERJEPIT
*POMPA ALAT VAKUM DG TEKANAN NEGATIF  SEHI
NGGA MANGKOK MELEKAT KE KEPALA JANIN DALAM
3 TAHAP : I. TEK 0,2 KH / CM2
II. TEK 0,4 KG / CM2  INTERVAL 2’
III. TEK 0,6 KG / CM2
*TARIKAN PERCOBAAN
*TARIKAN SESUNGGUHNYA SAAT ADA HIS - PENGEJANAN
*SETELAH KEPALA LAHIR MANGKOK DILEPAS DG MELE
PAS TEK NEGATIF
 JANIN DILAHIRKAN DENGAN MANUVER BIASANYA
 KOMPLIKASI
* PERLUKAAN – LASERASI JLN LAHIR  PERDARAHAN
* PERDARAHAN OTAK JANIN  KEMATIAN

INFERTILITAS

INFERTILITAS
dr.Rusbandi Sp.OG
 DEFINISI :
*PRIMER  ISTRI BELUM PERNAH HAMIL
 FREQUENSI SENGGAMA NORMAL
 TANPA KONTRASEPSI – 12 BLN

*SEKUNDER  ISTRI PERNAH HAMIL

 PEMERIKSAAN INFERTIL
- SATU KESATUAN ♀ - ♂
- SYARAT :
♀ 20 – 30 THN  1THN BELUM HAMIL
 AB BERULANG
 KELAINAN ENDOKRIN
 RADANG RONGGA PELVIS
 BEDAH GINEKOLOGI
♀ 30 -35 THN  PERTAMA DATANG BEROBAT
 PROGRAM
♀ 35 – 40 THN  BLM PUNYA ANAK PADA PERKA
WINAN INI


!!TIDAK DIPROGRAM BILA PASANGAN INFERTIL ME
NGIDAP PENYAKIT YG MEMBAHAYAKAN JANIN –
PASANGANNYA

 MASALAH INFERTILITAS
 SPERMATOZOA
 VAGINA – CERVIX – UTERUS – TUBA – OVARIUM
” SPERMATOZOA ”
* SPERMA ANALISA
 3 – 5 HARI ABSTINENSIA
 GELAS STERIL
 < 2 JAM SETELAH EJAKULASI
 KONDOM  TAK BAIK
* KARAKTERISTIK
 KOAGULASI – LIKUEFAKSI – ENZIM
 VISKOSITAS  ↑ KE ARAH FERTIL
 WARNA – BAU  KHAS
 VOLUME : * 2- 5 ML
* < 1 ½ ML  INSEMINASI
* > 5 CC
 PH = 3,7 – 7,7


 FRUKTOSA (+) PADA SEMUA AIR MANI KECUALI
PADA : * AZOOSPERMIA
* DUKTUS EYAKULATORIUS TERTUTUP
* EYAKULASI RETROGRAD
* PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
 KONSENTRASI SPERMA  20 – 200 X 106 / ML
 MOTILITAS SPERMA :
• 25 X LPB  % !
• GERAK EKOR, KEMAJUAN, ARAH DAN KECEPATAN
 MORFOLOGI  JENIS NORMAL  &?

“ VAGINA ”
* HAMBAT PENYAMPAIAN SPREMA KE SERVIK
 SUMBATAN PSIKOGEN  VAGINISME
 DISPAREUNI – CONGENITAL
 VAGINITIS – KANDIDA – TRICHOM

“ SERVIX ”
* UPS  LENDIR SERVIX
* INSEMINASI BUATAN
*CANALIS SERVIKALIS  LEKUK BERLENDIR  SPERMA DITIMBUN – DIPELIHARA DARI FAGOSITOSIS
*MIGRASI SPERMA  HARI KE 8 – 9 ATAU PUNCAKNYA SAAT OVULASI.
*SPERMA MENCAPAI LENDIR SERVIX 11/2 – 3’ SETELAH EJAKULASI > 35’ DI DLM VAGINA  TAK MAMPU KE SERVIX  8 HARI HIDUP DI LENDIR SERVIX
 MASALAH SERVIX 
* SUMBATAN CANALIS SERVIKALIS :
 ATRESIA, POLIP
 STENOSIS  RADANAG – TRAUMA
 SINEKIA POSTERIOR
 INSEMINASI INADEQUAT
* LENDIR SERVIX ABNORMAL  PADA PERUBAHAN
PH
 UPS / UJI PASCA SENGGAMA 
* ABSTINENSIA 2 HARI
* 2 JAM SBLM SDH HADIR
* PMRKSN GINEKOLOGI  KAPAS KERING
* PERTENGAHAN SIKLUS HAID
* SEBELUM 2 JAM PASCA SENGGAMA
SPERMA PADA PIPET TUBERKULIN  MIKROSKOP



 UJI INVITRO 
* OBJEK GLASS  MIKROSKOP
*SETETES MANI + SETETES LENDIR SERVIX DISINGGUNGKAN  KEMAMPUAN SPERMATOZOA MENEMBUS

 UJI IMMUNOLOGIK 
* SETETES MANI + SETETES LENDIR SERVIX DIADUK
 TUTUP DECKGLASS
* SETETES MANI DILETAKKAN PADA OBYEK GLASS
YG SAMA  TUTUP DECK GLASS
* AMATI GERAKAN SPERMA
- GERAK TERUS  NORMAL
- GERAK TERHENTI
- GERAK GEMETAR

”UTERUS ”
• SPERMA  PROSTAGLANDIN  KONTRAKSI VAGINA - UTERUS  SPERMA MAMPU KE TUBA  COPULASI
• 5’ SPERMA SAMPAI DI TUBA SETELAH INSEMINASI / EJAKULASI

 MASALAH DI LUAR UTERUS 
• KADAR PROSTAGLANDIN SPERMA
• DISTORSI – SINEKIA – MYOMA – POLIP – RADANG
 BIOPSI ENDOMETRIUM 
• PENGARUH ESTROGEN  ENDOMETRIUM = HR 14
• PERADANGAN, CA, OVULASI = HARI 5 – 6 POST OVULASI
 DEFEK FASE LUTEAL 
• CORPUS LUTEUM TDK HASILKAN PROGESTERON CUKUP
• DX DENGAN  CURVE SUHU BASAL
 SITOLOGI HORMONAL
 BIOPSI ENDOMETRIUM
 LAB PROGESTERON PLASMA
 HISTEROSALPINGOGRAFI 
• ~ PERTUBASI  GAS/ CAIRAN PERTUBASI DIGANTI
KONTRAS
• PERTUBATOR
• FOLEY CATHETER PAEDIATRI NO 8
• RADIOLOGI – BNO



 FUNGSI HSG 
• DIAGNOSTIK : - CAV UTERI - PERITONEUM
- PATENSI TUBA
• TERAPI DILATASI – BILASAN2 TUBA
• BACTERIOSTATIK ( YOD )  KWALITAS LENDIR SERVIX > BAIK
•  LANGSUNG HAMIL
• KOMPLIKASI  NYERI HEBAT – SHOCK KEJANG HEBAT
• RS
 HISTEROSKOPI 
• PENEROPONG CAVUM UTERI YG TELAH DIGEMBUNGKAN DG DEXTRAN – GLUKOSA NACL ATAU CO2.
• INFERTILITAS  KELAINAN PADA HSG
 ABORTUS HABITUALIS
 MYOMA – POLIP
 PDRH UTERUS ABNORMAL
 SEBELUM BEDAH PLASTIK TUBA
 PASANG KATETER SPLINT
• KONTRAINDIKASI
* HAMIL * PERDARAHAN UTERUS >>
* INFEKSI AKUT
• LENDIR SERVIX TAK BAIK
• IMUNOLOGIK  ANTIBODI ANTISPERMA
 MYOMA UTERI 
• TEKANAN TUBA
• DISTORSI
• ELONGATIO CAVUM UTERI
• IRITASI MYOMA
 MYOMECTOMI  50% HAMIL
 TUBA YG TERSUMBAT 
• INFEKSI BERULANG  ANTIBIOTIK
• ENDOMETRIOSIS  DANAZOL
 HO
 OPERATIF
• HIDROTUBASI

” TUBA ”
• PALING PENTING PATENSI TUBA
• PERTUBASI
 MENIUPKAN CO2 / CARAN DALAM TUBA MELALUI KANULA / FOLEY CATHETER DARI CANALIS SERVIKALIS


 TUBA PATENT BILA
* GAS MENGALIR BEBAS KE CAV UTERI 
RONGGA PELVIS
* AUSCULTASI  SUPRAPUBIX (+) JEF
• KONTRAINDIKASI
* HAMIL
* RADANG
* PASCA CURRETAGE
* PERDARAHAN UTERUS >>
” OVARIUM ”
• OVULASI JARANG  INFERTIL
• DETEKSI OVULASI  BAG INTEGRAL PEMR INFERTIL
*DIPERLUKAN SAAT :
- AKAN INSEMINASI
- MENENTUKAN SANGGAMA TEPAT
• DETEKSI OVULASI
* NYERI PERUT PERTENGAHAN SIKLUS
* LENDIR SERVIX :
 OUI MELEBAR
 ∑ + DAYA MEMBENANG >
 VISKOSITAS ↓
 DAYA SERBU SPERMA ↑
 ↑ SEL KARIOPIKNOTIK
* SUHU BASAL BADAN
↑ SUHU BASAL BDN MENDAHULUI OVULASI
” SITOLOGI VAGINA ( MI ) ”
• PENGARUH ESTROGEN – PROGESTERON KE DDG MUKOSA VAGINA
• MENILAI ADANYA OVULASI  FASE LUTEAL LANJUT
• MENENTUKAN SAAT OVULASI
• MENENTUKAN FASE OVARIUM YG TAK OVULASI
 MI
*2 HARI SEBELUM  NIMORAZOL
*HARI 8 . 12 . 18 . 24
*TIDAK SENGGAMA 24 JAM SEBELUM
*FORNIX LATERALIS  SPATEL
*FIXASI ALKOHOL 95%  CAT HARRIS SHORR
• PEMERIKSAAN HORMONAL
* LH / FSH ↑  OVARIUM
↓  HYPOFISIS - HIPOTHALAMUS

* ESTROGEN  1 MINGGU 1X
 SERUM / URINE
 < 10 GR  TAK ADA AKTIVITAS
OVARIUM
> 15 µGR  AKTIFITAS FOLLIKEL
20 – 50 µGR  ANOVULATOAR
40 – 250 µGR  FLUKTUASI + 1µGR
PROGESTERON
* PREGNANDIOL  SERUM URINE
 10 MGR (PLASMA)
 2 NGR (URINE)

“ PERITONEUM “
 LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK 
• BAG TETEGRAL TERAKHIR
• BILA PEMRK LAIN SAMAR
• 6 – 8 BLN PMRK DASAR
 INDIKASI LAPAROSKOPI
• 1 THN PENGOBATAN NIHIL
• SIKLUS TAK TERATUR
• SUHU BASAL MONOFASIK
• > 30 THN, > 3 THN MENIKAH
• RIWAYAT LAPAROTOMI
• PERNAH HSG
• RIWAYAT APPENDISITIS
• PERTUBASI GAGAL
• ENDOMETRIOSIS ( SUSPECT )
• AKAN INSEMINASI BUATAN
 SAAT DILAKUKAN :
• SEGERA SETELAH OVULASI ( HR 14 – 21 )
• KOMBINASI PMRK HORMONAL
• PATOLOGI ANATOMI
 DX DARI LAPAROSKOPI :
• UTERUS GANDA / ABNORMAL
• ENDOMETRIOSIS
• HYDROSALPHINX
• PERLENGKETAN ADNEXA

“ PROGNOSIS INFERTILITAS “
• UMUR
• LAMANYA PERKAWINAN
• FREKWENSI SANGGAMA
• ♀↓ SETELAH > 30 THN
• ♂↓ SETELAH > 25 THN

“ PENANGGULANGAN INFERTILITAS “
I. AIR MANI ABNORMAL
* SANGGAMA ~ JADWAL
* VARIKOKEL, INFEKSI, SUMBATAN, DEFISIEN
SI GONADOTROPIN, HYPERPROLAKTINEMI
 TX CAUSATIF
II. UPS ABNORMAL
• NORMAL  SPERMA BERGERAK PROGRESIF
PD LENDIR SERVIX
• ABNORMAL 
* KELAINAN GENITAL ♀ / ♂
* PENETRASI KURANG DALAM
* EYAKULASI TAK SEMPURNA
* SPERMA TAK BAIK

INFEKSI GENETALIA ♀

INFEKSI GENETALIA ♀
dr.Rusbandi Sp.OG
” MEKANISME PERTAHANAN ”
* VULVA - RESISTEN
* LAB MAYORA – MINORA – PELINDUNG
* VAGINA DDG TEBAL, BASIL DODERLINE  SITUASI ASAM 
DAYA TAHAN MENINGKAT
* KELENJAR CERVI CERVICALIS  ALKALI
* SEL ENDOMETRIUM LEPAS – SAAT HAID
* RAMBUT GETAR TUBA
PERISTALTIK TUBA
” TRANSFER INFEKSI ”
* HUB. SEXUAL - STD
* TRAUMA VULVA – VAGINA
* CORPUS ALIENUM
* KERJA ON STERIL
* PERCONTINUITATUM
” POST PARTUM – POST ABORTUS ”
* KU LEMAH
* LUKA BESAR
* HUB. CAVUM UTERI > TERBUKA
* LOKIA – SISA DESIDUA

” GEJALA INFEKSI ”
* UMUM : - DEMAM, BENGKAK, MERAH
- KU LEMAH
- NYERI TEKAN – SPONTAN
* KHUSUS : - LEKORRHEA
” LEUKORRHEA ”
* PHISIOLOGIS : - BAYI BARU LAHIR
- MENARCHE
- OVULASI
- SAAT HUB SEX
* PATOLOGIS: - KUNING – HIJAU
- BAU AMIS – BUSUK
- GATAL
A.” VULVITIS ”
* LOKASI :  KULIT, RAMBUT, KEL.SEBACEA
 ORIFICIUM URETHRAE EXTERNUM
 KEL.BARTHOLINI
* CAUSA :  STD  GO, SYPHILLIS, LGV, ULCUS MOLLE,
GRANULOMA INGUINALE, AIDS
 TBC
 VIRUS  LGV, HERPES GENETALIS
 DM  CONDILOMA ACCUMINATA

*” HERPES GENETALIS ”
 TYPE 2 HERPES VIRUS HOMINIS
 3 – 7 HARI POST COITAL
 GJL : - VESIKEL DAERAH RDG + ULCUS
- PANAS - GATAL
 LAB TEST SEROLOGIS
 LOKASI – LAB. MINOR – MAYOR
 TX : - SYMPTOMATIK
- PROFLAVIN 1%
- FLUORESCENT
- SPIRAMYCIN

*” CONDILOMA ACCUMINATA “
 CAULIFLOWER – HYPERKERATOSIS
 KECIL – BESAR – SENDIRI – KELOMPOK
 VULVA  SERVIX
 SERING PADA KEHAMILAN
 TX : PODOPHILIN – CAUTERISASI
B.” VAGINITIS ”
* NON SPESIFIK : - COLI - COCCUS
* SPESIFIK : - TRICHOMONAS - HEMOFILUS VAGINA
- CANDIDA ALBICANS

* TANDA & GEJALA :
- MUKOSA – MERAH – OEDEMA
- BINTIK MERAH
- GATAL PANAS – TERBAKAR
- LEUKORRHEA – MUKOPURULENT
- TANPA GEJALA
* “ TRICHOMONAS VAGINALIS “
- TANPA GEJALA SERIUS
- PENULARAN  COITUS
- ♂ URETHRA – PROSTAT
- LEUKORRHOE
- DISURIA
- TX : METRONIDAZOL
* “ CANDIDIASIS “
- JAMUR  CANDIDA ALBICANS
- TANPA GEJALA – SERIUS
- HAMIL, DM, KB HORMONAL, KU LEMAH
- TX : NISTATIN – ANTIFUNGI
*” HEMOFILUS VAGINALIS ”
- GRAM NEGATIF
- GEJALA – TANDA ~ VAGINITIS LAINNYA
- TX :  ESTROGEN ( TAB – CREAM )
 ANTIBIOTIK
C. ” CERVICITIS ”
*” CERVISITIS AKUTA ”
- POST COITAL – GO DSB
- POST ABORTUS – PARTUS
- LEUKORRHEA – GATAL, DLL
- TX : TGTG CAUSA
*” CERVISITIS KRONIS ”
- BANYAK PD ♀ POST PARTUM / ABORTUS
- PA : - NORMAL (MAKROS)
INFILTRASI LEUKOSIT ( MIKROS )
- PORTIO MERAH
- EKTROPION  MUKOSA ENDOCERVIX – KELU
AR.
- TX : - OBAT LOKAL TAK MAMPU ( YOD AgNO3 )
- CAUTERISASI ( TERMO DAN KRYO )
- CONISASI
- AMPUTASI CERVIX
D. ” CORPUS UTERI ”
* “ ENDOMETRTIS AKUTA “
- OEDEMA – HYPEREMIA – INFILTRASI LEUKOSIT
- POST COITAL – PARTUS – ABORTUS
- PENYEBARAN – MYOMETRIUM – ADNEXA

- TANDA – GEJALA :  PANAS↑
 NYERI SUPRAPUBIC
 LEUKORRHEA
 SAKIT KERAS
*” ENDOMETRTITS KRONIS ”
- TANDA GEJALA ~ AKUT :
 LEUKORRHOE
 MENNORHAGIA
- PADA :  TBC
 POST PARTUM – ABORTUS
 CORPUS ALIENUM
 POLIP UTERI
 CARCINOMA
- TX : ~ CAUSA
* ” PYOMETRA ”  PUS DI CAVUM UTERI
* CA
* AMPUTASI SERVIX
* RADIASI
* MENOPAUSE
*” METRITIS – PARAMETRITIS “
* PENYEBARAN DARI RADANG GENETALIA EKSTER
NA – INTERNA

E. “ SALPINGOOOFORITIS – ADNEXITIS “
* TUBA – OVARIUM
* DARI UTERUS – JAR SEKITAR – DARAH
* CAUSA : - STD, COLLI, COCCUS, CLOSTIRIDIUM
- TBC
- TINDAKAN CURRET – LAPAROTOMI
- APPENDICITIS
* “ ADNEXITITS AKUTA “
* OEDEMA, HYPEREMIA, LEUKOSITOSIS
* TRANSUDASI  ABSES  TUBA TERSUMBAT
* SEPTIKEMIA
* PANAS – NYERI SPONTAN
* DD : - TORSI TUMOR - K.E.T
- APPENDICITIS - PYCLITIS
*TX : - BED REST - OPERATION
- ANTIBIOTIK - UKG
- ANALGETIK
* “ ADNEXITIS KRONIS “
* HYDROSALPHINX * OVARIAL ABSES
* PYOSALPHINX * SALPHINGITIS TBC
* SALPHINGITIS INFILTRAT
* TUBOOVARIAL ABSES

 GEJALA DAN TANDA :
- ~ ADNEXITIS AKUTA  MENAHUN
- SAKIT PINGGANG
- GERAK UTERUS TERBATAS / FIXIR
 TX : - SUBAKUT  ANTIBIOTIK S.LUAS
- KU TENANG  ISTIRAHAT
PHISIOTX – DIATERMI
- OPERATIF :
* DIATERMI TAK ADA HASIL
* PURULENT
* ADA MASSA TUMOR
* INFERTILITAS  LAPAROSKOPI DULU
- MACAM OPERASI :
* LIHAT KONDISI
* RINGAN S/D  HYSTEREKTOMI

* ” PARAMETRITIS AKUTA ”
* S/D JAR. PARAMETRIUM
* KUMAN COCCUS > SERING
* TANDA & GEJALA * TX SPT SSEBELUMNYA
* “ PELVIOPERITONITIS “
* PERLUASAN PERADANGAN S/D KE RONGGA PELVIS
* KELUHAN > LUAS – SERIUS
* GEJALA DAN TANDA : - KU LEMAH – PANAS
SAKIT KERAS
MUAL
- DEFANS MUSKULAR
- NYERI
- LEUKOSITOSIS
- CAV DOUGLAS NONJOL
* TX : ANTIBIOTIK – ANALGETIK
KOLPOTOMI – DRAINAGE

” KELAINAN LAIN PADA SERVIX UTERI ”
* EKTROPION : - MUKOSA CANALIS SERVICIS TAMPAK DARI
LUAR
- SERVISITIS KRONIS
* DISPLASIA : - PERTUMBUHAN ABNORMAL SEL KEARAH KE
GANASAN
- GANGGUAN MATURASI, PROLIFERASI, PLEI
MORF, HYPERKERATOSIS
- PEMERIKSAAN PA RINGAN - BERAT
- TX :  CAUTERISASI
 KRIOSURGERY
 HYSTEREKTOMI

” INFEKSI KHUSUS ”
A. GONORRHOE
* STD
* DIPLOCOCCUS GRAM NEGATIF
* INKUBASI 2 – 3 HARI
* LOKASI : - VULVA – URETHRA – BARTHOLINI
- CAVUM UTERI
- OVARIUM – TUBA
* GEJALA DAN TANDA : - KENCING SAKIT, PUS +
- GATAL
- SEKRET MUKOPURULENT
- NYERI PERUT
- AKUT KRONIS
* PENCEGAHAN :
 HINDARI COITUS LUAR NIKAH
 PENERANGAN BAHAYA – PENCEGAHAN
 KONDOM
 PEMBERIAN ANTIBIOTIK
 DOSIS TERAPETIK
* TX : - PP, TETRA, PROBENESID
- AMPICILLIN, STREPTOMYCIN
- KANAMYCIN

* TX ADNEXITIS AKUTA GONORRHOICA
 RAWAT JALAN
 RAWAT INAP TANPA OPERASI
 RAWAT INAP + OPERASI :
- LAPAROTOMI EXPLORASI
- KOLPOTOMI
B. SYPHILIS
* STD
* TREPONEMA PALLIDUM
* GEJALA DAN TANDA :
I ER ULCUS DURUM
II ER ERUPSI KULIT
KONDILOMA LATA – ANOGENITAL
TEST SEROLOGIS VDRL KHAN +
LATENT – TANPA GEJALA
IIIER NEUROLOGIS
TX : PENICILLIN
C.ULCUS MOLLE
* NYERI SEKALI PADA GENITAL
* HEMOFILUS DUCREI – STD
* GEJALA DAN TANDA :
- INKUBASI CEPAT
- VESIKO PUSTULA P VULVA DST
- GETAH KENTAL – BAU
- LYMPODENITIS INGUINAL
- ABSES
* DX : - BIAKAN DARAH
- MIKROS – BT BATANG GRAM –
* TX : SULFONAMID – STREPTOMYCIN
D. GRANULOMA INGUINALE
* STD
* GRANULOMA ULCERATIF – MENAHUN
* VULVA – PERINEUJ – INGUINALE
* GEJALA DAN TANDA
- KULIT – SUBCUTAN
- PAPULA – ULCERATIF – GRANULOMA
- EKSUDAT – BAU MENUSUK
- SULIT SEMBUH
- LYMPADENITIS ~ CA CERVIX
* PENYEBARAN – ANUS – URETER
 PENUTUPAN LUMEN
 COITUS SULIT, BABA – KENCING SAKIT
 DUDUK SULIT
* LAB  SEDIAAN APUS  GRAM (-) BIPOLAR
( DONOVAN BODIES )

* TX : TETRACYCLIN
CHLORAMPENICOL
STREPTOMYCIN
E.LYMPHO GRANULOMA VENERUM
* STD
* CHLAMIDIA TRACHOMATIS / VIRUS
* GEJALA DAN TANDA :
- VESIKOPUSTULA
- LYMPADENITIS INGUINALE
- ABSES – ULSERASI – FIBROSIS
- NYERI HEBAT – SULIT DUDUK & JALAN
* DX : - FREI TEST
- FIXASI KOMPLEMEN
* TX : TETRASIKLIN – SULPHONAMID
- TAK MENYEMBUHKAN  X INFEKSI SEKUNDER
 ULCERASI – STRIKTUR
- STRIKTUR ANAL  BUGIE / MANUIL
 KOLOSTOMI
- STRIKTUR VULVA  VULVEKTOMI
- KEBERSIHAN PERAWATAN SGT DIPERHATIKAN
 VIRUS ADA DALAM EKSUDAT  ALAT2 HARUS
DIBAKAR

F. TUBERKULOSA PELVIX
* PENYEBARAN DARI PARU2
* HYDROSALPHINX – PYOSALPHINX
* TUBERKEL PERMUKAAN RADANG
* LOKASI  PERITONEUM  TUBA  UTERUS – VAGINA –
VULVA.
 TUBA PALING SERING
* PERUBAHAN JARINGAN  KEJU
* ENDOMETRITIS  SEL DATIA LANGHANS
* PERLUASAN KE RONGGA PELVIS
 PERLEKETAN LUAS
* GEJALA DAN TANDA :
 TIDAK KHAS
 KU LEMAH, NYERI, DEMAM
 DISMENORRHEA
 KADANG ASCITES
* LAB : MANTOUX TEST
* DX : GEJALA DAN TANDA + ANAMNESIS KELUARGA
 MENDUKUNG DIAGNOSIS
* SERING  KRONIS
 INFERTILITAS
 HSG  TUBERKEL

* TX : - INH - ETHAMBUTOL
- ASAM AMINO SALISILAT
- STREPTOMYCIN – RIFAMPICIN
- OPERATIF :
* TUMOR
* RESISTENSI OBAT
* HYSTEREKTOMI - OOFOREKTOMI

GANGGUAN KALA III PERSALINAN

GANGGUAN KALA III PERSALINAN
dr.Rusbandi Sp.OG
I. PERDARAHAN POST PARTUM ( P.P.P )
* PLACENTA LEPAS – SINUS MATERNALIS TERBUKA
 KONTRAKSI UTERUS  PERDARAHAN ↓
* ♀ KEHILANGAN 500 ML DRH TAK AKIBAT BURUK
* BILA DARAH YG HILANG > 500 ML  P.P.P
* P.P.P PRIMER  BILA < 24 JAM
* P.P.P SEKUNDER  BILA > 24 JAM
* PENYEBAB P.P.P :
 TERLEPASNYA SEBAGIAN PLACENTA
 PERLUKAAN JALAN LAHIR
 ATONIA UTERI
 HYPOFIBRINOGENEMI :
* PROSES PEMBEKUAN MEMANJANG
 SOLUTIO PLACENTAE
 INTRA UTERINE FETAL DEATH
 EMBOLI AIR KETUBAN
 PLACENTA LEPAS SEBAGIAN  PERDARAHAN O.K
UTERUS KONTRAKSI TIDAK BAIK
 BILA SEBAGIAN KECIL TERTINGGAL  PERDARA
HAN NIFAS

 ATONIA UTERI  PLG SERING PENYEBAB P.P.P
O.K : * PARTUS LAMA
* PEMBESARAN UTERUS >>
 GEMELLI
 HYDRAMNION
 JANIN BESAR
* MULTIPARITAS
* ANESTESI YG DALAM
* PENANGANAN KALA III  SALAH
 MENDORONG – MEMIJAT UTERUS KE
BAWAH PADA SAAT PLACENTA BELUM
LEPAS
* DIAGNOSIS P.P.P
 TIDAK SULIT  PERDARAHAN BANYAK DALAM
WAKTU PENDEK, SEGERA SETELAH ANAK LAHIR
ATAU PLACENTA LAHIR
 BILA PERDARAHAN SEDIKIT2 – LAMA  KEHILA
NGAN DARAH BANYAK  SEBELUM TAMPAK PU
CAT
 P.P.P  PLACENTA BLM LAHIR  SEGERA DILA
HIRKAN


 P.P.P  PLACENTA SDH LAHIR :
A. PERDARAHAN ATONIK : - UTERUS LEMBEK
-UTERUS MEMBESAR
B. PERLUKAAN JALAN LAHIR  UTERUS KON
TRAKSI BAIK
 KEJADIAN DI RS  SEGERA DITOLONG + FASILITAS
TRANSFUSI (+) KEMATIAN BISA
DICEGAH.
 INDONESIA  PERSALINAN > DI LUAR RS O.K P.P.P
DATANG KE RS SUDAH SHOCK & ANEMI  KEMATI
AN LEBIH SERING.
 EFEK DARI P.P.P
* SHOCK  KEMATIAN
* SHOCK  INFEKSI PUERPURAL
* SHOCK  SYNDROMA SHEEHAN
 NEKROSIS ANTERIOR HYPOPHYSA  INSU
FISIENSI BAG TERSEBUT
 ASTHENIA
 HYPOTHENSI, LAKTASI BERHENTI
 ANEMIA
 BB↓  KACHEXIA
 FUNGSI SEXUAL ↓
 ATROPI ALAT GENITAL
 RAMBUT PUBIS – KETIAK ↓
* TATALAKSANA P.P.P
 PENCEGAHAN  TERBAIK
- PENCEGAHAN & TX ANEMI KEHAMILAN
- RIWAYAT P.P.P  PERSALINAN DI RS
- IUFD / SOL.PLACENTAE  PERIKSA CTBT & FI
BRINOGEN
- HINDARI PARTUS LAMA
- HINDARI PIJATAN & DORONGAN UTERUS KE
BAWAH LEPAS DARI INSERTINYA
 TERAPI :
- INJEKSI OKSITOSIN 10µ I.M SEGERA SETELAH
ANAK LAHIR
- INJEKSI METERGIN 0,2 MG I.V / I.M SETELAH
PLACENTA LAHIR
- PRINSIP P.P.P ADA 2 HAL DG :
* ATASI PERDARAHAN
* ATASI AKIBAT PERDARAHAN
- BILA PLACENTA BLM LAHIR  SEGERA LAHIR
KAN
- BILA PLACENTA SDH LAHIR  TENTUKAN APA
KAH ATONIK ATAU LUKA JLN LAHIR
ATONIA
* MASSAGE + MINTA TOLONG
* METHERGIN 0,2 MG I.V
* KOMPRESI BIMANUAL
* PERASAT DICKINSON
- TAMPON UTEROVAGINAL  JARANG DILAKU
KAN
- LAPAROTOMI  IKATAN CAB. A. HIPOGASTRIK
KANAN & KIRI
 HISTEREKTOMI
- HIPOFIBRINOGENEMIA 
* TRANFUSI DARAH SEGAR
* FIBRINOGEN BILA ADA

II. RETENSI PLACENTAE
* PLACENTAE BLM LAHIR S/D 1 JAM SETELAH ANAK LAHIR
* ADA 2 MACAM :
- PLACENTA BLM LEPAS DARI INSERSI
- PLACENTA SDH LEPAS TP BELUM DILAHIRKAN
PLACENTA LEPAS SEBAGIAN  PERDARAHAN  INDIKA
SI MELAHIRKAN SEGERA
* PLACENTA ADHESIVA  KONTRAKSI UTERUS ↓

* PLACENTA INCRETA  VILLI CHORIALIS  MENEMBUS
MYOMETRIUM S/D JAR. PERITONEUM
* PLACENTA INCARSERASI  PLACENTA LEPAS DARI
CAVUM UTERI TAPI BELUM LAHIR
 PENANGANAN RETENSIO PLACENTAE 
* BILA 1 JAM PLACENTA TAK LAHIR  HARUS USAHA DIKE
LUARKAN.
* COBA PERAWAT CREPE  RISIKO INVERSIO  JARANG
DIKERJAKAN.
* MANUAL PLACENTA BAIK UTUH / TIDAK DILANJUTKAN
CURRETAGE, BAHKAN BILA ACRETA KADANG  HISTE
REKTOMI
* BILA KONSTRIKSI  DG ANESTESI GENERAL
( PLACENTA INCARSERATIO )

III. INVERSIO UTERI
* ADALAH BAGIAN ATAS UTERUS MASUK KE CAVUM UTERI
* JARANG – TIBA2 SEGERA SETELAH PLACENTAE LAHIR
* BBRP TINGKAT INVERSIO UTERI :
1.FUNDUS UTERI NONJOL PD CAVUM UTERI – BELUM
KELUAR RAHIM
2.CORPUS UTERI TERBALIK MENGISI CAVUM VAGINA
3.UTERUS KELUAR VAGINA
* ETIOLOGI INVERSIO UTERI :
* SPONTAN
ATONIA UTERI + TEKANAN INTRA ABDOMINAL
MENINGKAT MENDADAK  BATUK / MENERAN
 FUNDUS  CAVUM UTERI
* TINDAKAN
 PERASAT CREDE
 TARIKAN TALI PUSAT BERLEBIHAN
* GEJALA :
* PERMULAAN  TIDAK JELAS
* NYERI HEBAT  SHOCK O.K FUNDUS MASUK KE
CAVUM UTERI  MENARIK LIGAMENT & ADNEXA
 MENARIK KE PERITONEUM
* PERDARAHAN BILA SEBAGIAN PLACENTA BELUM LE
PAS.
* DIAGNOSIS  TIDAK SULIT
* PERDARAHAN
* NYERI HEBAT – SHOCK
* FUNDUS UTERI TIDAK PADA TEMPATNYA ( TDK DITE
MUKAN ) , SETELAH KALA III SELESAI
* VT  TERABA MASSA LUNAK DI ATAS CERVIX /
INTRAVAGINA

* DD :  MYOMA SUBMUKOSA / GEBURT
 TERABA MASSA TUMOR SERUPA AKAN TETAPI
FUNDUS UTERI TERABA PADA TEMPAT BIASA
 MYOMA TERABA > KERAS DARIPADA CORPUS
SETELAH PERSALINAN
 JARANG MYOMA SUBMUKOSA DITEMUKAN PADA
KEHAMILAN ATERM
* PROGNOSIS :
 KADANG TANPA GEJALA SERIUS
 SERING GAWAT DARURAT  ANGKA KEMATIAN CU
KUP TINGGI 15 – 70%
 REPOSISI CEPAT  KESEMBUHAN CUKUP CEPAT
& KESELAMATAN TERJAMIN
* TATA LAKSANA
 PENCEGAHAN TERJADI INVERSI > BAIK
 TARIKAN TALI PUSAT HRS BENAR2 PLACENTA
SUDAH LAHIR
 PERASAT CREDE  SYARAT2 DIINDAHKAN
 SHOCK : * INFUS CAIRAN ELEKTROLIT
* TRANFUSI DARAH
* OKSIGENASI DSB
* SEGERA REPOSISI

REPOSISI LEBIH CEPAT LEBIH MUDAH DIKERJAKAN
REPOSISI :
• ANESTESI UMUM
• TANGAN KANAN DGN SELURUH JARI MENCUCU MASUK
JALAN LAHIR – PELAN MENEKAN FUNDUS KE ATAS SAM
PAI JARI MASUK KE CAVUM UTERI
• ERGOMETRIN INJEKSI IV SETELAH REPOSISI BERHASIL
• TAMPONADE UTEROVAGINAL BILA PERLU
• LAPAROTOMI METODE HAULTEIN
DINDING BELAKANG LINGKARAN KONSTRIKSI DIBUKA SEHINGGA REPOSISI SEDIKIT2 DIKERJAKAN
KEMUDIAN DIJAHIT KEMBALI
• INVERSI MENAHUN  TUNGGU INVOLUSI BERAKHIR 
DILAKUKAN PEMBEDAHAN PERVAGINAM ( SPINELLI )

INVERSIO UTERI

INVERSIO UTERI
 UTERUS TERBALIK
FUNDUS MASUK CAV. UTERI
TERLETAK TERBALIK DALAM RONGGA
MENONJOL DLM VAGINA VULVA
 INCOMPLET  TERBALIK DLM CAVUM UTERI
 KOMPLIT  S/D CAV VAGINA
 KEJADIANNYA  AKUT – KRONIS


 ETIOLOGI :
* PASCA KALA III PERSALINAN
- TEKANAN FUNDUS UTERI
- TARIKAN TALI PUSAT >>
- KONTRAKSI UTERUS LEMBEK
- BILA TAKDIREPOSISI PENDERITA TAHAN  KRONIS
 GEJALA :
• NYERI HEBAT
• SHOCK
• PERDARAHAN
• KEMATIAN
 DX : - GEJALA
- PEMERIKSAAN
* TDK TERABA FUNDUS DI PERUT
* MASSA TUMOR DLM VAGINA
 DD : MYOMA GEBURT
 PENCEGAHAN : - PIMPINAN PERSALINAN BAIK
- TARIKAN TALI PUSAT GENTLE
- JANGAN PIJAT – DORONG – UTERUS YG LEMBEK
 TX : AKUT : - ATASI SHOCK
- REPOSISI DG NARKOSA
- TAMPON UTERO VAGINA
KRONIS :  OPERASI - HYSTEREKTOMI

PROLAPS GENETALIS

PROLAPS GENETALIS
 PROLAPS UTERI :
I. CERVIX UTERI – INTROITUS VAGINA
II. CERVIX UTERI ( SBG ) NONJOL DI VAGINA
III. UTERUS KELUAR INTROITUS VAGINA ( PROCIDENTIA
UTERI )
 PATOLOGI :
• PERSALINAN SULIT
• KELEMAHAN FASCIA – LIGAMENT – OTOT DASAR PANGGUL
• TEKANAN INTRA ABDOMINAL ↑ ASCITES – TUMOR DLL
 FREQUENSI > SERING
• MELAHIRKAN >>
• TUA
• PEKERJA BERAT
 ETIOLOGI :
• PARTUS BERULANG
• PARTUS + PENYULIT
• TARIKAN JANIN - ∅ BLM LENGKAP
• PENGELUARAN PLACENTA >>
• ASCITES
• TUMOR MENEKAN UTERUS
• CONGENITAL LEMAHNYA JARINGAN PENYOKONG
 GEJALA :
• BENDA YG NONJOL DI GENETALIA LUAR
• RASA SAKIT DALAM PANGGUL  SAAT BERBARING KELUHAN HILANG
• SISTOKEL : * GGN MIKSI
* V.U TAK BISA TUNTAS
* STRESS INCONTINENTIA
• REKTOKEL – GGN OBSTIPASI
• PROLAPS UTERI – SERVIX KELUAR VAGINA
 GGN SAAT BEKERJA – BERJALAN
 LECET – ILKUS – DEKUBITUS
 LEUKORRHEA
 DX : * ANAMNESIS
* PEMERIKSAAN FISIK - MENGEJAN
 KOMPLIKASI :
• KERATINISASI MUKOSA VAGINA PORTIO
• DECUBITUS – CA
• HYPERTROFI CERVIX – ELONGATIO COLI
• GGN MIKSI – STRESS INCONTINENSIA
• INFEKSI SAL KENCING
• INFERTILITAS
• KESULITAN SAAT PARTUS
• HEMMORHOID
• INKARSERASI USUS
 TX : - PENCEGAHAN
* ISTIRAHAT
* HINDARI PEKERJAAN BERAT
* GIZI TINGGI TDK BERLEBIHAN
* PIMPINAN PERSALINAN BENAR
* EPISIOTOMI – VAKUM – FORCEP
* MOBILISASI CEPAT POST PARTUM
- TERAPI :
* LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL
* STIMULASI OTOT DG ALAT LISTRIK
* PESSARIUM
* OPERATIF

- TERAPI OPERATIF
* SISTOKEL : - KOLPORAFI ANTERIOR
* REKTOKEL : - KOLPORAFI POSTERIOR
- PERINEORAFI
* ENTEROKEL : - ~ KOLPORAFI POSTERIOR
S/D SERVIX UTERI
* PROLAPS UTERI
- MANCHESTER : - AMPUTASI SERVIX
- KOLPORAFI ANTOR
- KOLPOPERINEOPLASTI
- VAGINAL HYSTEREKTOMI
- KOLPOKLEISIS

KELAINAN LETAK ALAT GENITAL

KELAINAN LETAK ALAT GENITAL
 JARINGAN PENDUKUNG POSISI UTERUS
1. LIGAMENT : - ROTUNDUM
- SACROUTERINA
- LATUM
- INFUNDIBULO PELVIKUM
- KARDINALE
2. FASCIA : - SUB VESICALIS
- PUBOSERVIKALIS
- RECTO VAGINALIS
3. CAVUM DOUGLAS
4.OTOT DASAR PANGGUL  M. LEVATOR ANI
 POSISI NORMAL  ANTEFLEKSI
 KELAINAN LETAK UTERUS
• DEXTROPOSISI
• SINESTROPOSISI
• ANTEROPOSISI  HYPER ANTEFLEKSI
• POSTERIOPOSISI  RETROFLEXI
• ELEVASI  ATAS
• DESCENSUS + KE BAWAH
 RETROFLEXI MOBILIS  NORMAL
 INFERTIL  BEDAH

 RETROFLEXI FIXATIF  RDG PELVIS KRONIS
 ENDOMETRIOSIS
 PERLENGKETAN UTERUS – ADNEXA – OMENTUM – RECTUM – SIGMOID – MYOMA UTERI
 TX : ULTRAVIOLET – INFRAMERAH
OPERATIF
PROGESTERON – DANAZOL

“ DISMENNORHEA “

“ DISMENNORHEA “
 PRIMER : TAK HUB KELAINAN GINEKOLOGI
 SEKUNDER : HUB KELAINAN GINEKOLOGI
• BEBERAPA JAM  BERHARI2
• NYERI PERUT BAG BAWAH – PINGGANG – KE BAWAH
• MUAL – MUNTAH – PUSING – DIARRHEA – IRITABILITAS
• CAUSA : * EMOSIONAL
* ANEMIA
* PENYAKIT MENAHUN
* OBSTRUKSI CANALIS CERVIKALIS
- HYPER AF / RF
- MYOMA – POLIP
* ESTROGEN↑  KONTRAKSI ↑
* ALLERGI
* DISMENNORHEA MEMBRANACEA
• TX : - NASEHAT
- ANALGETIK
- HORMONAL KOMBINASI
- NONSTEROID ANTIPROSTAGLANDIN
- DILATASI CANALIS CERVICALIS



 PREMENSTRUAL TENSION
• KELUHAN SEBELUM HAID
GELISAH, INSOMNIA, PUSIING, KEMBUNG, MUAL, NYERI
MAMMA, DEPRESI – TAKUT – GGN KONSENTRASI
• TX : - DIET RENDAH GARAM
- DIURETIK
- HO PROGESTERON – TESTOSTERON
- PSIKOSOSIAL
 VICARIOUS MENSTRUATION
* PERDARAHAN EKSTRA GENITAL PERIODIK ~ SIKLUS HAID
 OK ↑ HO ESTROGEN  HIDUNG – PARU – USUS – LAM
BUNG – KUKU
 MITTEL SCHEMRZ
• NYERI ANTARA 2 HAID
• SAAT OVULASI
• BBRP JAM – BBRP HARI
• PERDARAHAN SEDIKIT
 MASTALGIA
• NYERI & PEMBESARAN MAMMAE SEBELUM HAID
• OEDEMA + HYPEREMIA OK ↑ ESTROGEN
• TX : DIURETIKA – BROMOCRYPTIN

PERDARAHAN BUKAN HAID

PERDARAHAN BUKAN HAID
• PERDARAHAN ANTARA 2 HAID
• SEBAB ORGANIK
POLIP, EROSI, CA, ULKUS, ABORTUS, MOLLA HIDATIDOSA,
CHORIO CA, CA CORPUS, SARKOMA UTERI, SUBINVOLUSI,
KET, TUMOR – RDG TUBA – OVARIUM
• SEBAB FUNGSIONAL / DISFUNGSI BLEEDING  OVULATOIR
• OVULATOIR  ENDOMETRIUM SEKRESI
* CORPUS LUTEUM PERSISTEN
* INSUFFISIENSI CORPUS LUTEUM
* APOPLEXI UTERI – HYPERTENSI
* ANEMIA – TROMBOCYTOPENI PURP
• ANOVULATOIR
* PRODUKSI RELEASING FAKTOR & HO GONADOTROPIN
HYPOTHALAMUS TAK SEMPURNA
* PUBERTAS - PRAMENOPAUSE
* PENYAKIT METABELIK – ENDOKRIN
* PENYAKIT DARAH, MENAHUN – TUMOR OVARIUM
• DX :
* ANAMNESIS KE ARAH CAUSATIF
* PEMERIKSAAN GIN – VT – RT – INSPEKULO
* LABORATORIUM
* CURRETAGE  KEGANASAN
• TX : * CAUSATIF
- BED REST - TRANFUSI - RAIDASI OVARIUM
- ESTROGEN DO↑
- PROGESTERON
- ANDROGEN – TESTOTERON
- CURRETAGE
- HYSTEREKTOMI

” PEMERIKSAAN AMENNORHOEA ”

” PEMERIKSAAN AMENNORHOEA ”
I. ANAMNESIS
- KE ARAH DIAGNOSIS
- PRIMER – SEKUNDER
- STRESS EMOSIONAL – HAMIL – DM
- PENYAKIT MENAHUN
II. PEMERIKSAAN UMUM – GINEKOLOGI
- TB - BB
- CIRI KELAMIN SEKUNDER !
HIRSUTISM DSB
- ATRESIA HYMEN - APLASIA
- TUMOR OVARIUM
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- RO THORAX  TBC
- PAP SMEAR  ESTROGEN
- GULA DARAH  DM
- PEMERIKSAAN MATA – RETINA  TUMOR HYPOPESIS
- CURRETAGE  KONDISI ENDOMETRIUM
- PEMERIKSAAN THYROID
- LAPAROSKOPI
- BUCCAL SMEAR – SEX CHROMATIN
- KARIOGRAM – KROMOSOM

- HORMON : LH – FSH – ESTROGEN
PROLAKTIN DSB
TEST FUNGSIONAL
I. 100 MG PROGESTERON 7 HARI  WITHDRAWAL BLEED
II. 2,5 MG PREMARIN ( 21 HARI ) + 10 MG PROGEST ( 5 HR
TERAKHIR )
 BILA TAK HAID  ASHERMANN SYNDROM
TX : CAUSATIF
* PRAMENOPAUSE  TANPA TX
* KOMBINASI ESTROGEN – PROGESTERON
* GONADOTROPIN – CLOMIFEN CITRAT
 RANGSANG OVULASI
* PSIKOLOGIS
 PSIKOSIS – ANOREXIA NERVOSA
 STRES EMOSIONAL – PSEUDOCIESIS

GANGGUAN HAID + SIKLUSNYA

GANGGUAN HAID + SIKLUSNYA
dr.Rusbandi Sp.OG
HAID: PERDARAHAN PERIODIK – SIKLIK DARI UTERUS + DISPLASI
ENDOMETRIUM
FASE : MENSTRUASI / DESQUAMASI 3 – 4 HARI
REGENERASI 4 HARI 0,5 MM
PROLIFERASI 9 HARI 3,5 MM
SEKRESI 14 HARI 5 MM
KELAINAN :
1. BANYAK – LAMA : * HYPERMENORHOEA / MENORHAGIA
* HYPOMENNORHEA
2. SIKLUS : * POLIMENNORHEA
* OLIGOMENNORHEA
* AMENORHOEA
3. DI LUAR HAID : * METRORHAGIA
4. LAIN : * PREMENSTRUAL TENSION
* MASTODINIA
* MITTELSHMERZ
* DISMENORHOEA




“ HYPERMENNORHEA / MENNORHAGIA “
• BANYAK – LAMA
• MYOMA UTERI
POLI EP ENDOMETRII
IRREGULAR ENDOMETRII SHIEDING
• TX : CAUSATIF
“ HYPOMENNORHEA “
• SEDIKIT – PENDEK
• POST MYOMEKTOMI
• GGN ENDOKRIN
• TX PSYCHOLOGIS
“ POLIMENORHOEA “
• SIKLUS PENDEK < 21 R
• GGN HORMONAL – GGN OVULASI
• CONGESTI OVARIUM - RADANG
- ENDOMETRIOSIS DST
“ OLIGOMENNORHEA “
• SIKLUS PANJANG > 35 HARI
• KESEHATAN UMUM TAK TERGANGGU
• INFERTILITAS BAIK
• OVULATOIR


“ AMENNORHEA “
• > 3BLN TAK HAID
• AMENNORHEA PRIMER
 18 THN BELUM HAID
 CAUSA > BERAT  GENETIK
• AMENNORHEA SEKUNDER
 GANGGUAN GIZI
 GANGGUAN METABELIK
 TUMOR – ENDOMETRIOSIS
 INFEKSI
• KRIPTOMENORHOEA
 TAK HAID KARENA SUMBATAN
 ATRESIA HYMENALIS/ HYMEN IMPERFORATA
 PENUTUPAN CANALIS SERVIKALIS
• AMENORHOEA PHYSIOLOGIS
 BELUM PUBERTAS
 MASA HAMIL
 MASA NIFAS
 LAKTASI
• AMENNORHEA PATOLOGIS
 GGN ORGANIK PUSAT
* TUMOR – RADANG - DESTRUKSI

 GGN KEJIWAAN
* SHOCK EMOSIONAL
* PSIKOSIS
* ANOREKSIA NERVOSA
* PSEUDOCYSSIS
 GGN POROS HYPOTHALAMUS – HYPOFISIS
* SYNDROMA AMENNORHE - GALAKTORRHEA
* SYNDROMA STEIN – LEVENTHAL
* AMENNORHEA HYPOTHALAMIC
 GGN HYPOFISIS
* SHEHAN SYNDROM – SIMOND DISEASE
* TUMOR - CUSHING SYNDROM
- AKROMEGALI
- FORBES – ALBRIGHT SYNDROM
 GGN GONAD
* KONGENITAL : - TURNER SYNDROM
- TESTICULER FEMINISASI
* MENOPAUSE PREMATURE
* THE INSENSITIVE OVARII
* PENGHENTIAN FUNGSI OVARIUM OK :
 OPERASI – RADANG – RADIASI


 GGN KEL. SUPRARENAL
* SYNDROM ADRENOGENITAL
* SYNDROM CUSHING
* ADDISON DISEASE
 GGN KEL THYROID
* KRETINISME
* HYPER – HYPOTHYROIDEA
 GGN PANCREAS  DM
 GGN UTERUS – VAGINA
* APLASI – HYPOPLASIA UTERI
* ASHERMAN SYNDROMA
* ENDOMETRITIS TUBERKULOSA
* HYSTEREKTOMI
* APLASIA VAGINA
 PENYAKIT UMUM
* PENYAKIT KRONIS 
* GGN GIZI 
* OBESITAS 

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
dr.Rusbandi Sp.OG



 DEFINISI
 MUAL – MUNTAH ♀ HAMIL MUDA ( TRIMESTER I )

 KEADAAN UMUM TERGANGGU  MEMBURUK !!

 ETIOLOGI
 TIDAK DIKETAHUI PASTI
 BUKAN O/K ZAT TOKSIK / KELAINAN BIOKIMIAWI

 PREDISPOSISI
 PRIMIPARA, MOLA HIDATIDOSA, GEMELLI  HCG↑↑
 FAKTOR ORGANIK  MASUKNYA VILLI CHORIALIS
 SIRKULASI MATERNAL ( PERUBAHAN METABOLIK
DALAM KEHAMILAN )
 PSIKOLOGIK  RUMAH TANGGA RETAK, KEHILANG
AN PEKERJAAN, TAKUT HAMIL, TANGGUNG JAWAB.




 PATOLOGI
 HATI  NORMAL / DEGENERASI LEMAK
 JANTUNG  MENGECIL / ATROPI / PERDARAHAN
SUBENDOKARDIAL
 OTAK  PERDARAHAN KECIL DI :
- CORPORA MAMILARIA
- VENTRIKEL III – IV
 GINJAL  PUCAT S/D DEGENERASI LEMAK

 PATOFISIOLOGI
 MUNTAH >>  CADANGAN K.H & LEMAK ↓↓
 OKSIDASI LEMAK TDK SEMPURNA  KETOSIS
 KURANG CAIRAN MINUM / HILANG O/K MUNTAH
 DEHIDRASI  NaCL DARAH↓↓  HEMOKONSEN
TRASI ALIRAN DARAH KE JARINGAN ↓↓ ZAT
MAKANAN & O2 KE JAR↓↓ZAT METABOLIK TOKSIK
↑↑ DALAM DARAH
 MUNTAH >>  KERUSAKAN HATI  CIRCULUS
VITIOSUS YG SULIT DIPISAHKAN


 GEJALA DAN TANDA
 TINGKAT I
- MUNTAH, NAFSU MAKAN↓↓
- KU ↓↓ , BB ↓↓
- LEMAH , NYERI EPIGASTRIK , MATA CEKUNG
- NADI CEPAT > 100 X PERMENIT , TENSI ↓↓
- TURGOR KULIT ↓↓ , LIDAH KERING

 TINGKAT II
- LEMAH – APATIS , LIDAH KERING – KOTOR
- NADI KECIL – CEPAT , SUHU ↑↑
- HEMOKONSENTRASI , OLIGURI , KONSTIPASI
- ACETONURI / NAFAS BAU ACETON

 TINGKAT III
- MUNTAH BERHENTI – KESADARAN ↓↓  KOMA
- ENCEPHALOPATI WERNICHE – DIPLOPIA – NISTAG
MUS – PERUBAHAN MENTAL.




 DIAGNOSIS TIDAK SULIT
 HAMIL MUDA + MUNTAH >>
DEFFERENSIAL DIAGNOSIS
 HAMIL + ILEUS , APPENDICITIS , PYELONEPHRITIS ,
HEPATITIS , GASTRITIS , TUMOR CEREBRI

 THERAPY
 PROPHILAKSIS PENERANGAN / EDUKATIF
- MUNTAH  PROSES FISIOLOGIS
- MAKAN SEDIKIT2 >> SERING
- MAKANAN YG BERBAU / LEMAK  HINDARI
 RAWAT INAP  SIITUASI TENANG
 REHIDRASI
 ANTIEMETIK  METOCHLORPRAMIDE – CPZ
 DIET BERTAHAP
 BILA MUNGKIN TERMINASI  JARANG

 PROGNOSIS
 TERAPI CEPAT  MEMUASKAN
 TIDAK ADA YG MENIMBULKAN KEMATIAN / TERMINA
SI KEHAMILAN

ENDOMETRIOSIS

ENDOMETRIOSIS
dr.Rusbandi Sp.OG
 DEFINISI
ENDOMETRIUM YG MASIH BERFUNGSI DI LUAR CAVUM UTERI
 ADENOMYOSIS  BILA DI MYOMETRIUM
* > DIFUSS – SIMETRIS – PADAT
* BERSAMA MYOMETRIUM
* IKUT PERUBAHAN CICLIC
* HAMIL – DESIDUA
* CAUSA : PERSALINAN BERULANG
 CURRETAGE >> AN
* GIL UTERUS >
MENOMETRORHAGIA
DISMENORRHEA
DISPAREUNI
* DX  GIL + PA
 ENDOMETRIOSIS
* LOKASI :  OVARIUM - ADNEXA  UMBILICUS
 RETROVAGINAL SEPT  CERVIX -
 CANALIS INGUINALIS VAGINA
 APPENDIX KEL. LIMPA
 PARUT LAPAROTOMI MELUAS
 CAUSA :  REGURGUTASI HAID
 RANGSANGAN EPITEL SELOM  METAPLASIA
 PENYEBARAN  SIRKULASI DARAH
 ANGKA KEJADIAN
* ♀ SOSEK↑ , TAK KAWIN
* INFERTIL
* NEGRO  JARANG
 PATOLOGI
* OVARIUM – KISTA COKLAT
* RONGGA PELVIS – BINTIK / BENJOLAN BIRU
* MUDAH PERLEKATAN
 MIKROSKOPIS
 SEL ENDOMETRIUM + SISA PERDARAHAN
 KEHAMILAN – PERSALINAN  REGRESI  HILANG
 DASAR TX HORMON  PSEUDO PREGNANCY
 JINAK  PENYEBARAN JAUH
 KLINIS : * DISMENORRHEA
* DISPAREUNIA – CAV DOUGLAS
* NYERI BAB
* POLIMENORRHEA
* INFERTIL
* HEMATURIA
* DISPOSISI UTERI
 PEMERIKSAAN –DX :
 ANAMNESA – FISIK
 LAPAROSKOPI – KULDOSKOPI
 Ro KURANG MEMBANTU
 Ba IN LOOP
 LAB URINE - FACON
 DD :  RADANG PELVIS
 TUMOR ADNEXA
 TX :  PENCEGAHAN
 PENGAWASAN
 HORMONAL  ESTROGEN – PROGESTERON
 DANAZOL
 RADIASI
 OPERATIF
 TX KONSERVATIF

COMBINE ECTOPIC PREGNANCY

COMBINE ECTOPIC PREGNANCY : Laporan kasus
Rusbandi
Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU
Sragen - Jawa Tengah

ABSTRAK
Latar belakang : Frekwensi kehamilan ektopik sulit ditentukan, karena tidak semuanya berakhir dengan abortus atau ruptur. Ada yang mati beberapa hari terlambat haid kemudian diresorbsi tubuh tanpa menimbulkan keluhan, tanda dan gejala.
Combine ectopic / heterotopic pregnancy merupakan kehamilan intra uterin terdapat pada waktu yang sama dengan kehamilan ekstra uterin. Angka kejadiannya sangat sedikit, pada populasi umum dilaporkan 1 : 40.000 persalinan dan 1 : 353 kehamilan ektopik terganggu (Reece and Associates, 1983); 1 : 30.000 kehamilan (De Voe and Pratte 1984); 0.6 – 2.5 : 10.000 kehamilan (Bello GV et al, 1986); 1 : 2600 kehamilan (Bright and Gaup, 1990). Di Indonesia dilaporkan 5 kasus, sedangkan kehamilan dengan program infertilitas (IVF, GIFT atau embryo transfer) angka kejadianya lebih tinggi yaitu 0.93 % (Molloy et al 1990); 0.9 % (Dor et al 1991); dan 2.9 % (Dimitry et al 1990).
Gejala, tanda serta pemeriksaan penunjang yang tidak lengkap kurang membantu dan bahkan membuat diagnosis tidak benar. Diagnosis ditegakkan setelah dilakukan laparotomi.
Kasus : Seorang wanita 23 tahun, datang ke RSIA Restu Ibu hamil 8 minggu (HPHT 05-09- 07) dengan nyeri perut bagian bawah dan perdarahan sedikit – sedikit. Satu minggu yang lalu dirawat di rumah sakit yang sama dengan diagnosis hyperemesis gravidarum. Pemeriksaan phisik – obstetri dan pemeriksaan penunjang (USG dan Laboratoris) mendukung diagnosis abortus imminens, walaupun diagnosis kehamilan ektopik yang terganggu belum dapat disingkirkan (sebagai deferensial diagnosis). Penderita istirahat total dirawat sebagai abortus imminens. Selama 15 jam perawatan penderita masih merasakan sakit perut bagian bawah walaupun berkurang, pada pemeriksaan laboratorium serial menunjukkan penurunan Haemoglobine yang bermakna, penderita tampak agak pucat, disimpulkan sebagai curiga kehamilan ektopik yang terganggu, kemudian dilakukan tindakan laparotomi percobaan. Pada laparotomi didapatkan perdarahan intra abdominal kurang lebih 100 cc, adanya tuber abortion pada tuba kanan. Ovarium kanan tampak membesar berpapil kecoklatan. Tuba dan ovarium kiri dalam batas normal, uterus lembek sebesar telur bebek besar (kesan ada kehamilan intra uterin). Diputuskan dilakukan salpingektomi dekstra. Hasil pemeriksaan pathologi anatomi menunjukkan jaringan tuba yang sebagian besar nekrotik, perdarahan luas dengan villi fibrotik (sisa kehamilan tuba). 10 minggu kemudian (24 -01-08 ) dilakukan USG ulang tampak 1 janin hidup intra uterine sesuai umur kehamilan 19 minggu
Kata kunci : combine ectopic pregnancy, laparotomi percobaan, tuber abortion

COMBINE ECTOPIC PREGNANCY ( laporan kasus )
Rusbandi
Rumah Sakit Ibu dan Anak RESTU IBU
Sragen – Jawa Tengah
Maret 2008

Pendahuluan
Kehamilan ektopik pada siklus haid biasa didiagnosis bila sudah terganggu dengan tanda dan gejala yang khas (amenorhea, nyeri perut bagian bawah, pucat / anemis, gravindex test positif, adanya cairan intra abdominal pada pemeriksaan USG) apalagi kalau kehamilan tersebut bersamaan dengan kehamilan intra uterin (combine / heterotopic pregnancy) diagnosis ditegakkan biasanya durante operationem. Pemeriksaan USG convensional (bukan 3 atau 4 dimensi) yang tidak cermat membuat pemeriksa salah interpretasi sehingga pengelolaan penderitapun tidak sesuai. Tidak semua kehamilan ektopik berakhir dengan abortus atau ruptur karenanya sulit untuk menghitung angka kejadiannya. Tidak sama halnya bila kehamilan ektopik terjadi pada wanita dengan program fertilitas (induksi ovulasi, invitro fertilisation / IVF atau GIFT / Gamet intra fallopian transfer) kejadian kehamilan ektopik lebih awal diketahui karena perkembangan proses fertilisasi diikuti dengan seksama setiap saat.
Combine ektopik pregnancy merupakan kehamilan intra uterin terdapat pada waktu yang bersamaan dengan kehamilan ektopik / ekstra uterin. Angka kejadiannya sangat jarang pada kehamilan dengan siklus haid biasa dilaporkan 1 : 40.000 persalinan dan 1 : 353 kehamilan ektopik yang terganggu (Reece and Associates, 1983);1 : 30.000 kehamilan (De Voe and Pratte, 1984); 0,6 – 2,6 : 10.000 kehamilan (Bello GV et al, 1986); 1 : 2600 kehamilan (Bright and Gaup, 1990). Di Indonesia dilaporkan 5 kasus. Angka kejadian combine ectopic pregnancy pada program fertilisasi jauh lebih tinggi yaitu 0.93 % ( Molloy et al 1990), 0.9 % (Dor et al, 1991) dan 2.9 % ( Dimitry et al, 1990).
Gejala kehamilan ektopik yang terganggu tidak sepenuhnya jelas, ada penderita yang rasa ambang sakitnya kuat sekali, sehingga walaupun sudah terganggu kadang tidak menimbulkan rasa sakit dan masih tampak seperti orang sehat. Penderita bahkan menyangkal apa yang dikatakan pemeriksa, keadaan seperti inilah menyebabkan diagnosis tidak benar .
Laporan Kasus : 13 Nopember 2007 jam 00.30 Seorang wanita GIII PI AI umur 23 tahun hamil 8 minggu (HPHT 05-09-07) datang ke RSIA Restu Ibu dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, perdarahan pervaginam sedikit. Seminggu sebelumnya dirawat di rumah sakit yang sama dengan diagnosis hyperemesis gravidarum.
Anamnesis
Identitas penderita : Nama : Ny. SRH (23 tahun), pekerjaan : wiraswasta, pendidikan : SLTA, nama suami : Tn. NWT (27 tahun), pekerjaan : wiraswasta, pendidikan : SLTA, alamat : Sragen. Riwayat Haid : Haid teratur, tak sakit waktu haid, lama 5 hari, HPHT 05-09-07,
Riwayat perkawinan : menikah 1 kali sudah 4 tahun
Riwayat persalinan :
1. Laki-laki 3tahun, partus spontan ditolong bidan berat lahir 3000 gr saat ini sehat.
2. Abortus incompletus di curet sejawat ahli kebidanan
3. kehamilan sekarang ini
Riwayat penyakit / operasi yang pernah dialami : disangkal
Kontrasepsi yang pernah dialami adalah suntikan depoprovera (2 tahun) dan sudah 1 tahun ini tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

Pemeriksaan phisik :
Keadaan umum baik, sadar, tak tampak sakit, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/mnt, suhu 37 °C .
Kepala, leher, anggota gerak, anggota badan tak ada kelainan. Paru-paru dan jantung dalam batas normal.
Pada pemeriksaan abdomen : Inspeksi : perut tampak datar tidak kembung,
Palpasi : tidak nyeri tekan pada perut semua bagian.
Perkusi : pekak alih tidak ada, pekak sisi normal
Auskultasi : peristaltik usus dalam batas normal
Pemeriksaan dalam / vaginal toucher :
Fluksus (+), fluor (-), vulva, urethra, vagina dalam batas normal, portio cervisis uteri sebesar jempol tangan licin, tidak nyeri goyang (slinger pain tak ada), osteum uteri eksternum tertutup, corpus uteri sebesar telur angsa, adneksa / parametrium tak teraba masa tumor dan tidak nyeri tekan.



Pemeriksaan Laboratorium :
1. Gravindex test dengan test pack positif hamil (satu minggu yll)
2. Darah rutin : WBC 10.7 /µL, RBC 3.02 /µL, HGB 10.8 g/dL, HCT 24.0 %, MCV 79.5 fL, MCH 26.5 pg, MCHC 33.3 g/dL, PLT 210 /µL, RDW 14.6 %, PDW 13.3 fL, MPV 10.8 fL, P-LCR 30.3 %. Golongan darah O
Pemeriksaan penunjang : USG tanpa print out, tampak uterus membesar, kantong janin (+) intra uterin sesuai dengan kehamilan 8 minggu, bintik janin / fetal plate belum kelihatan. Tidak tampak masa tumor atau cairan intra abdominal. Kesan suatu kehamilan intra uterin sekitar 8 minggu.
Diagnosis sementara : Abortus imminens
Pengelolaan : Istirahat total, roborantia dan alilestrenol
Perjalanan penyakit penderita :
13 – 11 – 2007 jam 07.00 keluhan nyeri perut dan perdarahan sudah berkurang,
13 – 11 – 2007 jam 12.00 penderita mengeluh kesakitan, tampak pucat, perut agak kembung, pada palpasi didapatkan nyeri tekan perut bagian bawah, vaginal toucher didapatkan nyeri goyang (+). Pada pemeriksaan darah HGB 8.0 g/dL. Disimpulkan adanya perdarahan intra abdominal, kehamilan ekstra uterin terganggu belum dapat disingkirkan. Akhirnya diputuskan untuk dilakukan laparotomi percobaan,
13 – 11 – 2007 jam 16.30 dilakukan laparotomi percobaan, tampak perdarahan intra abdominal kurang lebih 100 cc, tampak adanya tuber abortion pada tuba uterina dekstra. Uterus membesar sebesar telur bebek sesuai kehamilan 8 minggu, dipikirkan adanya kehamilan intra uterine dan didiagnosis durante operationem sebagai combine ectopic (heterotopic) pregnancy. Diputuskan untuk dilakukan salpingektomi dekstra dan kehamilan intra uterin dipertahankan.
14 – 11 – 2007 Hasil pemeriksaan pathologi anatomi dengan no.lab H.07003070, sediaan tuba menunjukkan jaringan yang sebagian besar nekrotik, perdarahan luas dengan villi fibrotik, tak tampak tanda ganas, kesimpulan : sisa kehamilan tuba
23 – 11 – 2007 Selama perawatan pasca operasi kondisi penderita membaik, dan pada hari ke sepuluh pasca bedah, dilakukan USG tanpa print out tampak uterus membesar, kantong janin intra uterin, air ketuban (+), fetal plate (+), fetal heart movement (+) dengan CRL = 24mm = 9 minggu
24 – 1 – 2008 dilakukan USG dengan print out tampak satu janin hidup intra uterin, BPD = 4,65 mm = 20.20 minggu dan pada saat tulisan ini dibuat penderita masih dalam pengawasan kehamilan 30 minggu.




DISKUSI
Angka kejadian : Kehamilan heterotopik sangat jarang terjadi, pada populasi umum dengan siklus menstruasi biasa dilaporkan peneliti angka kejadianya adalah 1 : 40.000 persalinan dan 1 : 353 kehamilan ektopik yang terganggu (Reece and Associates, 1983); 1 : 30.000 kehamilan (De Voe and Pratte, 1984); 0,6 – 2,6 : 10.000 kehamilan (Bello GV et al ,1986); 1 : 2600 kehamilan (Bright and Gaup, 1990). Di Indonesia dilaporkan 5 kasus. Angka kejadian combine ectopic pregnancy pada program fertilisasi jauh lebih tinggi yaitu 0.93 % (Molloy et al, 1990); 0.9 % (Dor et al, 1991) dan 2.9 % (Dimitry et al, 1990).
Saat ini peningkatan angka kejadian dikaitkan dengan :
1. Meningkatnya angka kejadian PID (Pelvix Inflamatory Disease)
2. Meningkatnya angka kejadian tindakan bedah mikro pada tuba uterina bermasalah
3. Meningkatnya angka kejadian induksi ovulasi pada kasus infertilitas
4. Meningkatnya angka kejadian penggunaan alat tehnik reproduksi seperti IVF / GIFT
Pemakaian IUD tidak menjamin untuk tidak terjadi kehamilan ektopik maupun heterotpik dan hanya mampu mencegah kehamilan intrauterine. Di Sragen khususnya di RSIA Restu Ibu yang baru berdiri 2 tahun, kasus ini merupakan kasus yang pertama dan bahkan sejak 15 tahun selama penulis bertugas di kota Sragen.
Angka kejadian kehamilan heterotopik pada program infertilitas jauh lebih tinggi dari pada yang terjadi pada populasi umum, karena pada program tersebut selain embryo yang ditransfer kedalam intra uterin lebih dari satu, setiap saat perkembangan pertumbuhan embryo dimonitor dan dievaluasi, sehingga kejadian abnormal seperti kehamilan heterotopik atau ektopik lebih awal diketahui, bahkan sebelum terganggu pun sudah bisa dimonitor.
Gejala dan tanda : Apabila seorang wanita dewasa ada riwayat amenorhoea, nyeri perut bagian bawah perlu diwaspadai adanya kehamilan ektopik / heterotopik yang terganggu. Riwayat infertilitas, radang panggul, proses pengobatan infertilitas, akseptor IUD adalah pendukung terjadinya kehamilan ektopik. Pada pemeriksaan phisik didapatkan tanda - tanda abdomen akutum yaitu perut kembung, ada pekak alih dan pekak sisi , penderita tampak pucat, lemah dan tanda – tanda shock. Pada pemeriksaan dalam / vaginal toucher didapatkan perdarahan sedikit / fluksus (+), cavum douglas menonjol, ada nyeri goyang servix / slinger pain. Tidak semua kehamilan ektopik berakhir dengan ruptur atau abortus tuba dan terganggu, ada yang mati kemudian resorbsi tanpa menimbulkan gejala apapun.
Pada kasus ini awal datang ke RSIA maupun 1 minggu sebelumnya pada perawatan yang pertama tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga didiagnosis sebagai abortus imminens, baru perkembangan pesakitan berikutnya mendukung ke arah perdarahan intra abdominal dicurigai adanya kehamilan ektopik terganggu / bukan heterotopik, dan setelah durante operationem dipastikan adanya kehamilan heterotopik.

Pemeriksaan penunjang :
1. Laboratorium - Gravindex test (+)
- Adanya penurunan kadar haemoglobine darah serial yang bermakna
- Kadar β hCG, pada murni kehamilan ekstrauterine kadarnya lebih rendah dari kehamilan intrauterin (1700 mIU/ml) pada umur 6.5 minggu kehamilan. Akan tetapi pada kehamilan heterotopik kadar β hCG normal seperti kehamilan intra uterin.
Pada kasus ini kadar βhCG tidak diperiksa karena selain mahal, hasilnya harus menunggu waktu, dan yang jelas pemeriksa tidak menduga adanya kehamilan heterotopik.
2. USG tampak gambaran hasil konsepsi intra uterin dan ekstra uterin, cairan dan masa intra abdominal. Pada kasus ini tidak tampak gambaran kehamilan ekstra uterin (gestasion sac, maupun masa dan cairan intra abdominal), sehingga pemeriksaan USG tidak ada print outnya. Sedangkan USG pada saat dicurigai adanya kehamilan ektopik terganggu fasilitas kertas print outnya yang habis.

3. Pemeriksaan douglas punksi didapatkan bekuan darah, menunjukkan adanya timbunan darah intra abdominal, khususnya di cavum douglas. Pada saat ini douglas punksi jarang dikerjakan dan mulai ditinggalkan, selain menimbulkan rasa sakit dan komplikasi perforasi rectum dengan pemeriksaan penunjang yang lain terutama USG dan gejala klinis sudah cukup untuk mendiagnosis kehamilan ektopik terganggu. Pada kasus ini juga tidak dikerjakan.
Diagnosis : Pada populasi umum, diagnosis kehamilan heterotopik ditemukan biasanya pada saat di meja operasi, sedangkan preoperative perhatiannya lebih ditujukan pada kehamilan ektopik yang terganggu. Di samping angka kejadiannya sangat jarang pemeriksaan phisik tidak bisa membedakan kehamilan ektopik dan heterotopik, sedang pemeriksaan penunjang (USG) yang kurang cermat menyebabkan diagnosis menjadi lain seperti pada kasus ini. Diagnosis kehamilan heterotopik walaupun sulit apalagi pada populasi umum akan tetapi bila kita melakukan anamnesis, pemeriksaan phisik dan pemeriksaan penunjang dengan hati-hati dan seksama serta bisa menggabungkan hasil pemeriksaan itu, akan kita dapatkan diagnosis kehamilan heterotopik tersebut dengan benar.
Pengelolaan :
1. Operatif laparatomi / laparoskopi dikerjakan pada kasus yang datang dalam kondisi / gejala abdomen akutum, bila terjadi kehamilan pada tuba uterina dilakukan salpingektomi atau salpingostomi, tergantung keadaan dan kebutuhan penderita pada saat itu. Kehamilan intra uterine yang terjadi bersamaan, biasanya tidak terpengaruh karena tindakan pembedahan ini, seperti kasus yang dibahas sekarang ini. Kehamilan intra uterinenya dipertahankan karena sangat diharapkan dan saat ini sudah usia kehamilan 30 minggu dalam kondisi baik.
2. Non operatif, metode ini sekarang mejadi lebih populer yaitu dengan memberikan suntikan intra gestational sacus (seperti misalnya salpingocentesis) dengan bantuan tranducer USG, suntikan yang diberikan adalah sytostatika methotrexate, atau potasium klorida. Karena methotrexate mempunyai efek kontraksi pada uterus sering berakibat abortus pada kehamilan intra uterinnya sehingga jarang digunakan lagi. Pilihan utamanya adalah dengan Potasium klorida. Tindakan yang terakhir ini dikerjakan biasanya pada kehamilan heterotopik program infertilitas, di mana kehamilan tersebut terjadi, diketahui lebih awal dan belum terganggu. Potasium khlorida menjadi penting di sini karena tidak berakibat apa - apa pada kehamilan intra uterinnya. Cara pemberian dengan suntikan intra gestational sacus dengan bantuan tranduser USG, pada dosis 4 ml akan berakibat terjadinya asystole pada jantung janin. Cara ini efektif karena tanpa melakukan pembedahan, peralatan dan waktu yang dibutuhkan minimal di samping komplikasi yang hampir tidak pernah ada.. Kehamilan intra uterin yang ada tidak terpengaruh dengan tindakan tersebut. Michael D. Scheiber mengatakan bahwa setelah hasil konsepsi mati pasca injeksi potasium klorida akan mengalami resorbsi sempurna tanpa menimbulkan jejas beberapa waktu kemudian, sehingga kemungkinan kehamilan berikutnya masih sangat besar.
Kesimpulan
Telah dilaporkan satu kasus 8 minggu kehamilan heterotopik di RSIA Restu Ibu Sragen, yang didiagnosis saat di meja operasi. Telah dilakukan salpingektomi dekstra pada kehamilan ektopiknya sedang yang intrauterine berkembang baik sampai sekarang sudah 30 minggu.
Kehamilan heterotopik, angka kejadiannya sangat jarang dan pada populasi umum sering didiagnosis pada saat di meja operasi. Preoperative perhatiannya ditujukan pada kehamilan ektopik terganggu.
Angka kejadianya meningkat tajam pada program infertilitas, karena selain gamet / embryo yang ditransfer ke dalam intra uterine lebih dari satu, setiap saat dimonitor perkembangan janin, sehingga sebelum terganggupun kehamilan heterotopik atau ektopik cepat diketahui.
Diagnosis bisa diketahui dengan cepat dan benar bila anamnesis, pemeriksaan phisik dan penunjang dikerjakan dengan sangat hati – hati.
Terapi kehamilan heterotopik adalah dengan laparotomi / laparoscopi apakah laparatomi salpingectomy - salpingostomi menurut kebutuhan yang ada. Terapi tanpa operatif yang sekarang lebih populair seperti salpingocentesis yaitu dengan suntikan methotrexate atau potasium khlorida ke dalam kantong janin dengan bantuan tranduser USG, akan menyebabkan kematian janin tersebut yang kemudian alami resorbsi spontan.

Kepustakaan
1. Bello,G., Schnonholz,D.Moshirpur,J. Et al (1986). Combine pregnancy the Mount Sinai experience Obstet,Gynecol Surv., 41,603-613
2. Bright,D.A and Gaupp,F.B. (1990) Heterotopic pregnancy a reevaluation J Am. Board.Fam.Pract., 3 ,125-128
3. Chris Harrington ,J , RDMS, Edward A.Lyons,MD.(1993) Heterotopic pregnancy @ Harrington http://www. The fetus net/ page 1 - 11
4. De Voe,RW and Pratte, J.H. (1984) Simultaneous intrauetrine and extrauterine pregnancy AM.J.Obstet .Gynecol.,56,1119-1126.
5. Dimitry, ES., Subak-Sharpe, R,Mills, M et al.(1990) Nine case of heterotopic pregnancies in 4 years of in vitro fertilization Fertil .Steril., 53, 107-110
6. Dor,J.,Seidman,D.S., Levran, D et al.(1991). The Incidence of combined intrauterine and extrauterine pregnancy after invitro fertiliation and embryo transfer. Fertil. Steril., 55, 833 – 834
7. Molloy,D., Deambrosis, W.,Keeping ,D.et al (1990) Multiple site (heterotopic) pregnancy after invitro fertilization and gamete intrafallopian transfer. Fertil.Steril., 53, 1068 -1071.
8. Scheiber ,M.D., and Cedars, M.I., (1999). Succesful non surgical management of hetertopic abdominal pregnancy following embryo transfer with cryopreserved – thawed embryos. Human Reproduction, 14, 1375 -1377.
9. Reece, E.A., Petrie, R.H., Sirman.M.F.et al.(1983). Combined intrauterine and extrauterine gestations : a review Am.J. Obstet.Gynecol., 146, 323 -330.
10. Thakur,R., and Menabawey, M.El. (1996). Combined intrauterine and extrauterine pregnancy associated with mild hyperstimulation syndrome after clomiphene ovulation induction. Human Reproduction, 11, 1583-1584.
























1. COMBINE / HETEROTOPIC PREGNANCY ( laporan kasus )

@. Definisi - kehamilan intra dan extra uterine terjadi bersama
@. Tujuan _ kasus jarang
_ diagnosis sulit
@. Angka kejadian - dimasyarakat 1: 40.000
-. Program infertilitas 9 : 1000




2. LAPORAN KASUS

@. Wanita G111 P1A1 32 tahun hamil 8 minggu
@. 1 minggu sebelumnya – Hyper emesis gravidarum
@. Saat datang - perdarahan pervaginam , sedikit
Perut nyeri tekan
Laboratorium - gravindex test (+)
USG - Hamil intra uterine
Phisik - tak mendukung kehamilan ectopic
@. DX sementara Abortus imminens



3. Evaluasi penderita
@. 12 jam perawatan – nyeri perut bag.bawah
@. Penurunan kadar Hb yg bermakna
@. Curiga kehamilan ectopic terganggu
@. Laparotomi percobaan – informed consent penting !!
@. Tubair abortion dextra
@. Uterus membesar sesuai 8 minggu kehamilan  combine



4. Pasca bedah
@. USG hari ke 10  hamil intra uterin (+)
@. Pathologi Anatomi  sisa kehamilan tuba
@, USG 2 bulan kemudian  20 minggu kehamilan
@. USG 2 bulan kemudian  29 minggu kehamilan
 Presentasi bokong
@. USG 7 minggu kemudian  36 minggu kehamilan
 Presentasi bokong
@. Persalinan dengan ............ dst

5. Diskusi

A. Angka kejadian jarang
Dihubungkan dengan  P.I.D
 Bedah mikro tuba uterina
 Induksi ovulasi
 Tehnik reproduksi (IVF/GIFT)
 IUD


B. Gejala dan tanda
 Wanita dewasa dengan amenorhoea
 Nyeri perut bagian bawah
 Gejala bisa tidak khas ( tanpa gejala )
 Pucat, lemah tampak sakit, pingsan
 Pre shock  shock

C. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium  gravindex, β HcG, Hb
 USG
 Punksi douglast
 Laparoscopy


D. Diagnosis
@. Sulit  durante operationem
@. Arah pemikiran pada kehamilan ectopic terganggu
@. Informed consent jadi penting !!
@. Tidak selalu ruptur / abortion  mati  resorbsi


E. Pengelolaan
@. Sama seperti kehamilan ectopic terganggu
@. Kehamilan Intra uterine  dipertahankan
@. Operatif  Laparotomi , laparoskopi
 Salpingectomi, salpingostomi
 Evacuasi hasil konsepsi
@. Non operatif  Salpingocentesis dg bantuan USG
 Inj. Metothrexat / Potasium chlorida


6. Kesimpulan
@. Diagnosis combine ectopic pregnancy di masyarakat adalah sulit
Tidak sulit untuk program infertilitas
@. Angka kejadiannya sangat jarang,
Meningkat tajam pada program infertilitas.
@. Pengelolaannya dengan atau tanpa operatif tergantung situasi
dan kondisinya.

OBSTETRIK

Phantom kebidanan


I. Pengisian status pasien yang benar
II. Anamnesis yang benar dan terarah
III. Pemeriksaan phisik umum dan obstetric yg benar
IV. Pemeriksaan penunjang dan laboratorium yg terarah
V. Diagnosis / kesimpulan sementara
VI. Management / sikap dalam panthom


A. Anamnesis
1. Identitas
2. Alasan dirawat saat ini ------ inpartu
G .. P… A…. …bl tak haid
tgl…. Jam …. Dtg di RS{ dtg sendiri / kiriman dr …dg …}
Tgl… Jam….. kenceng I x, grk anak ?
Tgl….Jam….. kenceng kenceng sering, grk anak ?
Tgl….Jam….. keluar air rembes / ngepyok
Tgl ….Jam…. sdh dipimpin mengejan atau belum
………………………………………………………
3. Riwayat haid
Teratur / tidak, siklusnya …hr, sakit saat haid , HPHT dst
4. Riwayat perkawinan
Menikah berapa kali, dengan suami sekarang ………th
5. Riwayat persalinan
1. spontan , aterm , nifas baik, laki/prmpn .. th, sehat,bidan
2. Vakum, aterm ……dst
3. Abortus tak di curet ……th yll dst
4. …….
6. Riwayat penyakit atau operasi yg ada hub dg kehamilan /
persalinan ini
Dekomp cordis, tbc, asma br, penyk kronis yg lain, SC, tx
radiasi, tx cytostatika dst.

7. Riwayat ANC
Kemana, pesan-pesan penting pd anc ( nungging, diet rendah garam, ..dst ), tindakan anc  perut diputar-putar dst
8.Lain lain
Ingin punya anak berapa lagi ….
Kontrasepsi sebelum dan sesudah persalinan ini …..


B. Pemeriksaan phisik
1. Status praesent …. Vital sign ( KU,Tensi, nadi, RR, SH ) kepala, anggota gerak , badan ( cor ,pulmo , hepar , lien dsb)
2. Status obstetric
a. inspeksi … tampak perut membuncit, membujur,
venectasi (- / + ), mengkilat (- / +), bundle ring ( - / + )
b. Palpasi …..
• . Leopold I, II , III, IV …….interpretasinya ?
• . His ( interval, lama, kekuatannya )
• Bundle ring / cekungan melintang …..membedakan dg vesica urinaria yg penuh .dg. pasang dauer cateter akan menghilang
• Osborn test …………………………+ / -……..
c. Auscultasi ……
• denyut jantung janin …..
d. Perkusi
• perkusi abdomen ( pekak alih , …..dst)
• perkusi patella (reflek + / - )
e. vaginal toucher :
e 1. kemajuan persalinan
• Ø ….cm, KK ( +/- ), eff (….%)
• Bag. Bwh kep/bo/bahu, Ù , W, …., ↓ H ….
• UUK, Sacrum (depan,ki depan, ka depan dst), ketiak menutup ke (kanan / kiri)
• Penunjuk yang lain …
Tali pusat teraba, berdenyut /tidak, tampak diluar vulva ….dst
Teraba kaki, tangan, tampak diluar vulva…dst
e 2. Ukuran panggul dalam

* Promontorium teraba / tidak ….. conjunggata
diagonalis / vera
• Linea inominata teraba ⅓ lingkaran
• Dinding samping pelvis //
• Spina ischiadica menonjol / tidak
• Lengkung sacrum cukup / tidak
• Arcus pubis > 90

e 3.Penyakit yg bisa menjadi kendala persalinan
• Kista gartner
• Septum vagina
• Myoma cervicalis
• Condiloma accuminata dst.

3. Ukuran panggul luar dg jangka panggul
• Distansia cristarum
• Distansia interspinarum
• Conjunggata eksterna dst

C. Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium ( drh rutin, LFT, Protein uri, dst )
• USG
• EKG
• KTG
• X foto thorac dsb

D . Diagnosis / kesimpulan sementara
*G .. P..A.., …th, hamil …mgg (aterm, preterm, immature)
*Janin tunggal / dua / …, hidup / mati , intra uterine
*Presentasi Kep / bo / lintang (kode masuk panggul / blm)
*UUK,UUB, dahi/sacrum ka/ki depan,ketiak menutup ke..?
Lain-lain : ketuban pecah dini
Letak lintang kasep
Preeklampsia berat
Bekas sectio Caesar
Tali pusat menumbung / terkemuka
Perdarahan antepartum
Dst…………………..

E. Management / sikap
Harus tahu indikasi, kontra indikasi , syarat
E .1. Pengawasan 10 ( 5 ibu  KU, T, N, SH,
5 persalinan  His, djj, ppv, BR, tanda kala II )
e.2. Induksi persalinan dg oksitosin drip
e.3. Perbaiki his dg ……infuse dekstrose, pecah KK,
atau dg oksitosin drip, cytotec dsb
e.4. Vaginal toucher
e.5. system menunggu (evaluasi ) ada rumusnya
fase latent ----- 4 jam
fase aktif ------ primipara ( 9 – n ) x ½ + 1 jam
multi para ( 9 - n ) x ¼ + ½ jam
e.6. Pimpin mengejan saat ada his
e.7. Akhiri kehamilan dg induksi / perabdominal
e.8. Akhiri persalinan pervaginam / perabdominal
pervaginam -- vakum ekstraksi / forcepal ekstraksi
versi ekstraksi
ekstraksi bokong / kaki
embryotomi ( perforasi cranioclasi,
eviserasi, eksenterasi dst.
-- Perhatikan syarat, indikasi & kontra
Masing-masing tindakan
Perabdominal -- bila syarat pervaginam tidak terpenuhi

Harus tahu : manuver-manuver 
• Partus normal …….. ikut pelatihan APN
• Vakum ekstraksi
• Forcepal ekstraksi
• Versi ekstraksi
• Persalinan sunsang (bracht, manuail aid – muller, klasik, lovset, moureceau )
• Ekstraksi bokong, kaki
• Macam –macam embryotomi

Contoh : Vacum ekstraksi
1. Syarat : Ø lengkap
KK (- ), bila KK (+) dipecah dulu
Tak ada CPD
Anak masih hidup / baru saja mati
Kep Ù Hodge ………

GIZI SEIMBANG UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI

I. PENDAHULUAN
Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit
kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993
diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena
berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes
mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang
sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, disiplidemia dan
diabetes mellitus.
Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola
makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah kurang
gizi yaitu: gizi buruk, anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang
Vitamin A (KVA) masih merupakan kendala yang harus ditanggulangi, namun
masalah gizi lebih cenderung meningkat terutama di kota-kota besar. Hasil survey
Indeks Massa Tubuh (IMT) tahun 1995 – 1997 di 27 ibukota propinsi menunjukkan
bahwa prevalensi gizi lebih mencapai 6,8% pada laki-laki dewasa dan 13,5% pada
perempuan dewasa. Sedangkan Monica (1994) menunjukkan bahwa hipertensi
didapati pada 19,9% usia lanjut (usila) yang gemuk dan 29,8% pada usila dengan
obesitas.
Masalah gizi Klinis merupakan masalah gizi yang erat hubungannya dengan penyakit
dan penanganannya memerlukan tindakan yang komprehensif. Sehingga hipertensi
yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, perlu
dicegah dan diobati dengan merubah pola makan menjadi pola makan sehat yang
berpedoman pada aneka ragam makanan yang memenuhi gizi seimbang.
II. HUBUNGAN GIZI DAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor
dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab
hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat
adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari
pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah.
Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa
mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang
berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena
pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya
berkurang.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 2
Pembuluh yang mengalami sklerosis (aterosklerosis), resistensi dinding pembuluh
darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan
denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh.
Menurut Maria C. Linder, Ph.D dari California State University, Fullerton, CA, masih
menjadi perdebatan kontroversi tentang pengaruh faktor diet dan cara hidup
terhadap terjadinya aterosklerosis. Namun dari beberapa kecenderungan
menyatakan bahwa: 1) terjadinya plak (plaque) aterosklerosis merupakan suatu
respon dari cedera pada dinding arteri terhadap kerusakan yang dibentuk oleh
lapisan epitel; 2) serat makanan, Mg dan beberapa mikronutrien seperti Cr, Cu
mungkin penting dalam pencegahan jangka panjang atau memperlambat
aterosklerosis. Selain itu konsumsi tinggi kolesterol dan lemak yang memicu
terjadinya aterosklerosis dapat berikut ini.
Aterosklerosis terjadi bila sebagian besar permukaan bagian dalam arteri besar
membentuk plaque. Ada tiga macam plaque, yaitu:
1. Raise Plaque (gambar C)
Terdiri dari peninggian sel-sel urat daging licin, serat, lipid dan puing-puing
(jaringan nekrotik adalah suatu penebalan lapisan medial), kalsifikasi dan
hemoragi dari dinding arteri. Plaque tersebut menonjol ke arah lumen dan
menyebabkan pengurangan aliran darah dan elastisitas pembuluh darah. Ini akan
menyebabkan terbentuknya trombus yang oklusif (pembekuan) dan dapat
menyebabkan infark miokardium dan stroke.
2. Plak yang disebut Fatty Streaks (gambar A)
Terdiri dari proferasi sel-sel urat daging licin bersama dengan berbagai lipid intra
dan ekstra sekuler.
3. Fibrosis Plaque (gambar B)
Serat-serat tenunan pengikat membentuk semacam tutup / topi diatas lipid
ekstraselluler bagian dalam dan sisa-sisa seluler membentuk pinggiran yang
mengganggu lumen.
Faktor-faktor penyebab cenderungnya dinding pembuluh darah membentuk plak
antara lain: cedera mekanis, panas/dingin, zat-zat kimia, virus, homosistein dan
kolesterol.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 3
Hasil pengamatan epidemiologi yang membandingkan populasi atau sub populasi di
beberapa negara, menunjukkan bahwa banyak faktor cara hidup dan makanan yang
menyebabkan risiko menjadi lebih besar untuk menderita penyakit kardiovaskuler.
Tabel berikut ini memperlihatkan faktor risiko penyebab aterosklerosis, yaitu:
Faktor Risiko Dalam Aterosklerosis
Primer :
· Merokok (³ 1 pak sehari)
· Tekanan darah (diastolik  90 m Hg, sistolik > 105 mm Hg)
· Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)
Sekunder :
· Peningkatan trigliserida plasma
· Obesitas
· Diabetes
· Stress kronis
· Pil KB
· Vasektomi
Sumber: Informasi dari Naito (1980) dan Connor (1980)
Merokok, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar kolesterol plasma/serum
adalah faktor risiko utama terjadinya asteroklerosis, sedangkan penyebab sekunder
adalah stress, kurang gerak, peningkatan trigliserida plasma. Rasio kolesterol HDL :
LDL berbanding terbalik dengan terjadinya asteroklerosis dan ini lebih berarti
daripada hubungan dengan total kolesterol serum LDL yang berlebihan memicu
terjadinya asteroklerosis pada dinding pembuluh darah. Selain konsumsi lemak yang
berlebih, kekurangan konsumsi zat gizi mikro (vitamin dan mineral) sering
dihubungkan pula dengan terjadinya ateroklerosis, antara vitamin C, vitamin E dan
B6 yang meningkatkan kadar homosistein. Tingginya konsumsi vitamin D merupakan
faktor terjadinya asteroklerosis dimana terjadi deposit kalsium yang menyebabkan
rusaknya jaringan elastis sel dinding pembuluh darah.
III. GIZI SEIMBANG
Gizi berasal dari bahasa arab: “al gizai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk
kesehatan. Dapat juga diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.
Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dimulai dari saat
pembuahan, berlangsung sepanjang masa hidupnya hingga dewasa sampai masa
tua, memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat
zat gizi atau nutrien dalam bentuk makanan yang berasak dari hewan (hewani) dan
tumbuh-tumbuhan (nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak
yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut dengan
zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh
diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk
memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat
gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan
kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai
kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 4
Hidangan “gizi seimbang” adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur. Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang sebagian besar dibutuhkan dari bahan makanan sumber
karbohidrat dan lemak serta sedikit protein. Zat pembangun atau protein ini penting
untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan
makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati). Bahan makanan sumber zat
tenaga dari karbohidrat, antara lain: beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang,
sagu, roti, mie, pasta` makaroni dan tepung-tepungan disamping gula murni, baik
sukrosa, glukosa atau laktosa. Sedangkan bahan makanan sumber zat tenaga dari
lemak antara lain: lemak hewani, minyak, santan, margarine dan mentega. Bahan
makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewani antara lain: daging, ikan,
ayam, telur, udang, kerang sari serta turunannya (seperti keju, yoghurt, dll).
Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang
mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses metabolisme
atau bekerjanya fungsi organ tubuh. Selain itu, air juga diperlukan untuk proses
metabolisme. Sedangkan serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk
memberikan isi perut (bulky) dan membantu memperlancar proses buang air besar.
Selain itu serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus.
Disamping “4 Sehat 5 Sempurna”, pola makan yang mengikuti “13 Pesan Dasar Gizi
Seimbang” sangat dianjurkan untuk mendapatkan kecukupan zat gizi.
1. Makanlah aneka ragam makanan
Makan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari
berbagai makanan, yang menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi agar
dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan
energi
Dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks (padi-padian, umbiumbian
dan tepung-tepungan) daripada karbohidrat murni (gula).
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi
Lemak dan minyak berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu
penyerapan vitamin A, D, E, dan K serta menambah lezatnya hidangan.
Dianjurkan menggunakan lemak dan minyak nabati, karena mudah dicerna oleh
tubuh.
5. Gunakan garam beryodium
Garam beryodium adalah garam natrium yang diperkaya dengan kalium yodida,
sebanyak 30-80 ppm. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam
beryodium untuk memasak/mengolah makanan agar tidak terjadi Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY).
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 5
6. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi / Fe adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia. Sumber zat
besi yang baik berasal dari makanan hewani (heme-iron) dibandingkan dari
makanan nabati (nonheme-iron).
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinya lengkap,
mengandung zat kekebalan dan memberikan ASI akan mempererat jalinan kasih
saying ibu dan bayinya.
8. Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau
diproses dengan alat (air minum dalam kemasan). Fungsi air minum dalah tubuh
adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan
dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme.
Dianjurkan minum sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas sehari untuk
mencegah dehidrasi dan menurunkan risiko penyakit ginjal.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk
meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan
fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses menua.
11. Hindari minum minuman beralkohol
Alcohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain. Kebiasaan
minum alcohol dapat mengakibatkan: kurang gizi, penyakit gangguan hati,
kerusakan saraf otak dan jaringan serta menyebabkan kecanduan.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan bebas dari kuma dan bahan kimia
berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan
ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan
keterangan penting lain. Hal tersebut sangat membantu konsumen pada saat
memilih dan membeli makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan kondisi
kesehatan konsumen.
Kebutuhan gizi setiap individu berbeda, dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini:
1. Umur: masa pertumbuhan dari janin, bayi, balita, usia remaja sampai dewasa
muda membutuhkan zat gizi cukup. Kekurangan zat gizi pada masa tersebut
akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. Contoh: kurang yodium pada ibu
hamil menyebabkan anak kretin.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 6
2. Jenis Kelamin: pada umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih dibandingkan
wanita karena luas permukaan tubuh maupun otot pada laki-laki lebih besar
daripada wanita. Namun kebutuhan Fe pada wanita cenderung lebih tinggi
karena wanita mengalami menstruasi.
3. Aktifitas: kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun
mental memerlukan energi/kalori yang lebih banyak.
4. Wanita hamil dan orang yang baru sembuh dari sakit umumnya memerlukan zat
gizi yang lebih banyak. Namun pada penderita penyakit-penyakit tertentut seperti
jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit degeneratif lain memerlukan
diet khusus dimana ada unsur zat gizi dengan jumlah tertentu yang harus
dibatasi.
5. Lingkungan yang dingin membutuhkan kalori dan protein yang lebih. Demikian
pula orang yang berada di lingkungan bahan nuklir harus mendapatkan suplemen
khusus (vitamin dan mineral) untuk melindungi sel-sel tambahan dari efek
radiasi.
Sehingga Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan
kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat,
kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Jenis Kelamin Angka Kecukupan Gizi (Kkal/hari)
Ringan Sedang Berat
Laki-laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMR
Wanita 1,55 x BMR 1,70 x BMR 2,00 x BMR
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian)
(dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998)
Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada pengeluaran
energi dimana komponen Basal Metabolic Rate merupakan komponen utama. Nilai
BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara
sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier
sebagai berikut :
Rumus untuk menaksir nilai BMR
Kelompok Umur BMR (Kkal/hari)
(tahun) Laki-laki Wanita
0 – 3 60,9 BB + 54 61,0 B + 51
3 – 10 22,7 BB + 495 22,5 B + 499
10 – 18 17,5 BB + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 B + 829
> 60 13,5 BB + 487 10,5 B + 596
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian)
(dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998)
Keterangan :
BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/norma tergantung
tujuan)
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 7
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein
dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari.
Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi
tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat
ditingkatkan antara 1,2-1,8 gram/kgBB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan
protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1.
Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa
secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:
Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan
Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori
Protein 46,2 gram 55 gram
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang
dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong,
lauk nabati 2-4 potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong.
Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.
IV. POLA MAKAN SEHAT UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI
Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah
asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena untuk
mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih
disamping pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak
sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang
yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia
lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam
mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”, dimana
mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas”
yang terdiri dari:
Sumber karbohidrat : biji-bijian.
Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu
rendah/bebas lemak.
Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan polong-polongan serta
hasil olahannya.
Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.
A. CAPAI DAN PERTAHANKAN BERAT BADAN IDEAL
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan
ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan
energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi
dan atau makanan yang kandungan gula dan lemaknya tinggi. Disamping itu, agar
melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 8
dengan menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk
menurunkan berat badan, penggunaan energi harus melebihi asupannya. Cara
mengukur berat badan ideal yang dapat digunakan adalah :
1. Menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) :
BB (kg)
IMT = --------------
TB x TB (m)
Status Gizi Wanita Laki-laki
Normal 17 -23 18 –25
Kegemukan 23 – 27 25 - 27
Obesitas > 27 > 27
BB = Berat Badan, TB = Tinggi Badan
Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg
58
IMT = ---------------- = 22,37 (normal)
1,61 x 1,61
2. Menggunakan Rumus BROCCA :
BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan
dan bila diatas 20% sudah terjadi obesitas.
Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg
BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100)
= 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg)
BB 58 kg masih dalam batas > 10%.
Secara umum untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan menurunkan
asupan total kalori. Dianjurkan untuk menurunkan berat badan 0,5 – 1 kg per
minggu. Sehingga kebutuhan kalori harus dikurangi 500 – 1000 KKal/hari. Dianjurkan
untuk meningkatkan penggunaan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan
produk biji-bijian serta mengurangi bahan makanan hewani (daging merah), lemak
atau minyak jenuh (mentega atau santan), karbohidrat murni (gula, tepungtepungan)
dan yang mengandung alkohol. Dalam menjalankan diet rendah kalori,
agar berhati-hati terjadinya kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Oleh
karena itu, dianjurkan banyak makan sayuran dan buah-buahan (daftar bahan
makanan penuh dapat dilihat di lampiran 1).
Perhitungan energi sangat penting pada diet untuk mempertahankan atau
menurunkan BB mencapai ideal. Diet tinggi lemak dapat menyebabkan kenaikan BB
dalam waktu cepat. Namun harus diperhitungkan pula asupan dari seluruh total
energi per hari terutama dari sumber makro nutrisi, yaitu: karbohidrat, protein dan
lemak. 1 gram lemak setara dengan 9 kkal, 1 gram karbohidrat dan protein setara
dengan 4 kkal sedangkan 1 gram alcohol setara dengan 7 kkal. Oleh karena itu,
komposisi makronutrien yang dianjurkan adalah mengurangi bahan makanan
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 9
terutama dari sumber-sumber lemak dan protein, terutama bagi usia dewasa sampai
usia lanjut (> 40 tahun).
Piramida makanan dibawah ini menggambarkan komposisi makanan yang
dianjurkan.
Di kutip dari : Pedoman makaan untuk Kesehatan Jaantung Indonesia, 2002
DAFTAR BAHAN PANGAN :
1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle,
jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
2. Sayuran:
- Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun
pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.
- Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda,
dan sebagainya.
- Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu,
semangka, melon, sawo, mangga.
4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.
5. Unggas, ikan, putih telur.
6. Daging merah, kuning telur.
7. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.
8. Gula, garam.
B. CAPAI DAN PERTAHANKAN KADAR KOLESTEROL
Lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar kolesterol, sehingga
dianjurkan untuk menurunkan asupan lemak jenuh < 10% asupan total energi
dengan membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh (susu tinggi lemak dan
produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada orang dengan kadar
kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit kardiovaskuler, lemak jenuhnya harus
lebih rendah (< 7% total energi).
Minyak, santan, lemak,
jeroan, margarine, susu dan produk susu
Daging merah, kuning telur
Daging putih (ikan, unggas), putih telur
Kacang-kacangan
Buah
Sayuran
Serelia dan umbi-umbian serta hasil olahannya
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 10
Asam lemak trans diet dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunan kolesterol
HDL. Asam lemak ini terdapat pada produk makanan jadi yang mengandung minyak
tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian seperti kue kering, kraker, makanan yang
dipanggang dan digoreng. Minyak yang digunakan pada makanan yang digoreng di
kebanyakan restoran kemungkinan mengandung asam lemak trans yang tinggi.
Untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kadar kolesterol, dianjurkan untuk
mengkonsumsi total sumber asam lemak (< 10% kebutuhan energi).
Disamping itu juga harus menurunkan konsumsi bahan makanan tinggi kolesterol,
walaupun bahan makanan tersebut rendah sumber asam lemak jenuh. Kolesterol
dalam makanan dapat juga meningkatkan kadar kolesterol LDL, walaupun tidak
sebanyak lemak jenuh. Kebanyakan makanan tinggi lemak jenuh juga merupakan
sumber kolesterol, sehingga mengurangi komsumsi makanan ini akan memberikan
keuntungan lebih yaitu pembatasan asupan kolesterol. Makanan kaya kolesterol
tetapi rendah kadar asam lemak jenuh (kuning telur) serta kacang-kacangan dengan
kadar lebih rendah sehingga efeknya lebh kecil terhadap kolesterol LDL.
KONSUMSI TARGET KADAR KOLESTEROL
YANG DICAPAI
Ø Makanan hewani <<
Ø Telur dan kacang-kacangan <
< 300 mg/Hari
*)
Ø Makanan hewani <<<
Ø Telur dan kacang-kacangan <<<
< 200 mg/hari
*) dianjurkan bagi individu dengan kadar kolesterol LDL yang meningkat
Sebagai kompensasi pengurangan sumber asam lemak jenuh dan trans dibutuhkan
sumber makanan lain dari karbohidrat dan lemak tak jenuh. Dapat juga ditambahkan
beberapa jenis serat yang larut seperti havermouth untuk mengurangi kolesterol
LDL.
Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penggunaan serat
untuk setiap gram dapat menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl. Sehingga
dianjurkan diet tinggi serat yang diperoleh dari sumber karbohidrat seperti nasi,
jagung, ubi, gandum, kentang, talas, oat.
Makanan yang diperkaya dengan asam lemak tak jenuh berguna untuk merubah
sifat-sifat aterogenik karena disiplidemia yang ditandai dengan kadar kolesterol HDL
yang rendah, trepliserida yang meningkat dan kolesterol LDL meningkat. Penelitian
menunjukkan bahwa makanan kaya asam lemak tak jenuh omega-3, khususnya EPA
dan Docosa Hexaaonoat Acid (DHA), dapat memperbaiki profil lipoprotein darah.
Asam lemak omega-3 yang lain yaitu asam linoleat dapat menurunkan risiko infark
imokard dan penyakit jantung iskemik pada usinta. Makanan sumber asam lemak
omega 3 antara lain adalah ikan terutama ikan berlemak dari laut seperti ikan
tongkol, sarden, salem dan minyak tumbuh-tumbuhan seperti kedelai, jagung,
kacang. Dianjurkan untuk mengkonsumsi ikan minimal 2 porsi / mg (50 gr / porsi).
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 11
Selain itu, untuk menurunkan dan mempertahankan kadar kolesterol dan lipoprotein
dalam darah, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang kaya akan
kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi, serta memperbanyak konsumsi
sayuran, ikan, polong-polongan dan kacang-kacangan sebagai sumber asam lemak
tak jenuh.
C. PERTAHANKAN TEKANAN DARAH NORMAL
Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium + 1,8 gram/hari
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada
penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan
darah normal. Respons perubahan asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi
diantara individu yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor usia.
Disarankan asupan garam < 6 gram sehari atau kurang dari 1 sendok teh penuh.
Dari berbagai penelitian, terbukti bahwa kenaikan berat badan dapat meningkatkan
tekanan darah dan terjadinya hipertensi, walaupun pada program penurunan berat
badan. Penurunan tekanan darah dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang
diinginkan. Penurunan sistolik dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan
adalah 1,6 / 1,1 mmHg. Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan
normal, untuk menghindari terjadinya hipertensi.
Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol atau bahan makanan yang
mengandung alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah. Disamping itu
alkohol juga dapat menyebabkan kecanduan.
Dari penelitian-penelitian klinis memperlihatkan pemberian suplemen kalium dapat
menurunkan tekanan darah. Dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada
penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada orang normal. Diet kaya kalium
juga dihubungkan dengan penurunan risiko stroke. Asupan diet kalium, Mg dan
kalsium sebaiknya bersumber pada bahan makanan alami. Pemberian suplemen
harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
Contoh menu seimbang untuk mencegah hipertensi pada seorang wanita dengan
umur 55 tahun, BB = 60 kg, TB = 150 cm, Tekanan darah = 130/90 mHg dan
aktivitas ringan :
60
IMT = -------------- = 26,67 (kegemukan)
1,5 x 1,5
BB ideal = (150 – 100) – 10% x (150 – 100) = 45 kg
Penurunan BB menjadi 50 kg masih dalam batas > 10%.
Jadi kebutuhan energi dari wanita tersebut diatas adalah :
BMR = (8,7 x 50) + 829 = 522 + 829 = 1264
AKG = 1,55 x 1264 = 1849,25 Kkal.
Karena kegemukan , sehingga total kalori diturunkan menjadi 1500 Kkal
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 12
Kebutuhan karbohidrat : 65% x 1500 = 900 kkal = 225 gram (60-65%)
Kebutuhan protein : 20% x 1500 = 300 kkal = 60 gram (15-25%)
Kebutuhan lemak : 15% x 1500 = 225 kkal = 25 gram (10-15%)
Pembagian Makanan Sehari
BAHAN MAKANAN Berat(gram) URT
Pagi : Nasi
Telor ayam/susu skim
Tempe/tahu
Sayuran
Jam 10.00 :
Buah
Siang : Nasi
Daging/ayam
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak utk menggoreng
Jam 16.00 :
Buah
Malam :
Nasi
Ikan
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
100
55/30
25
50
100
100
25
25
50
100
15
100
100
25
25
50
100
¾ gls
1 btr/2 sdk mkn
½ ptg
½ gls
1 ptg bsr
¾ gls
½ ptg
1 ptg
½ gls
1 ptg bsr
1 sdm
1 ptg bsr
¾ gls
½ ptg
½ ptg
½ gls
1 ptg bsr
V. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan
pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan
diabetes mellitus.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
· Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
· Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
· Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari
atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 13
A. MENGATUR MENU MAKANAN
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol
darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami
stroke atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buahbuahan
dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
STOP : KONSUMSI DAGING KAMBING DAN DURIAN
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa
tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur
dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan
dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja
makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.
Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam
jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat
memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian
kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah
natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg
kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium)
kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas
susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi
kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808
mg.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang
dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada
ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre
eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur
serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).
Contoh menu pada seorang penderita hipertensi laki-laki umur 55 tahun, TB = 175
cm, BB = 80 kg, Tekanan darah = 160/100 mHg dengan aktivitas ringan.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 14
80
IMT = -------------- = 26,13 (gemuk)
1,75 x 1,75
BB ideal = (175-100) – 10% (175-100) = 67,5 kg
Penurunan BB menjadi 75 kg masih dalam batas > 10%.
Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah :
BMR = (11,6 x 75) + 879 = 870+ 879 = 1749
AKG = 1,56 x 1749 = 2728 Kkal.
Karena kegemukan, sehingga total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal.
Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2500 = 1625 kkal = 406,25 gram (60-65%)
Kebutuhan protein : 20% x 2500 = 500 kkal = 100 gram (15-25%)
Kebutuhan lemak : 15% x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram (10-15%)
Pembagian Makanan Sehari
BAHAN MAKANAN Berat(gram) URT
Pagi : Nasi
Telor ayam/susu skim
Tempe/tahu
Sayuran
Jam 10.00 :
Buah
Siang : Nasi
Daging/ayam
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak utk menggoreng
Jam 16.00 :
Buah
Malam :
Nasi
Ikan
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak untuk menumis
Catatan :konsumsi garam dapur tidak
lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari
250
55/45
50
100
100
250
50
50
100
150
15
200
200
50
50
100
150
15
1¾ gls
1 btr/3 sdk mkn
1 ptg
1 gls
1 ptg bsr
1¾ gls
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 ½ ptg bsr
1 sdm
2 ptg bsr
1 ½ gls
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 ½ ptg bsr
1 sdm
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 15
B. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN
Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut,
namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen
agar tidak terjadi overdosis.
1. Vitamin dan penurunan homosistein :
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim
yang essential untuk metabolisme homosis tein. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko
penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan
peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang rendah juga
berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko
aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak
berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12
tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.
2. Kacang kedelai dan isoflavon :
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki aktivitas
estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa
isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL.
Sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan
modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang
tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi,
dengan kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk
di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.
3. Tempe :
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi kaping
rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada
berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari
kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kaping
sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai
berwarna kuning pucat, diantara miselium.
Fermentasi kaping menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk
dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.
Nilai Gizi Tempe :
Protein
Enzim-enzim yang dihasilkan kaping, menghasilkan asam amino bebas, sehingga
kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.
Karbohidrat
Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (2
terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai
menjadi tempe menghasilkan karbohidrat.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 16
Lemak
Enzim dalam kaping dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi
14,4% dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%.
Mineral
Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose, yang tidak
dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kaping menghasilkan enzim
fitase yang menguraikan asam fitat, sehingga forfosenya dapat dimanfaatkan
tubuh.
Vitamin
Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum), Vitamin Bb
(Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar
vitamin B1 menurun karena untuk pertumbuhan kaping dan terbentuk pula
vitamin B12 oleh bakteri yang tidak ada dalam produk nabati lainnya.
Manfaat Tempe :
Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita hiper
kolesterolemia. Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah,
karena tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita
hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet
rendah lemak jenuh.
Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan
beberapa jenis bakteri granpositif serta penyebab diare (salmonella sp dan
shigella sp). Oleh karena itu, tempe juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang
menderita diare.
4. Asam lemak omega 3 :
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari
dapat menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl,
dan dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol danmencegah penyakit
jantung koroner
5. Serat :
Walaupun berbagi studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapapa jenis
serat gengan penurunan kolesterol lDDL dan atau kolesterol total, namun belum
ada bukti langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan
penurunan penyakit kardio vaskular.
C. TERAPI PENUNJANG
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi,
diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi,
terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting.
Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu
menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang
harus dihindari/dibatasi.
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 17
D. GARAM NATRIUM
Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan
biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari tumbuhtumbuhan.
Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa
ikatan, yaitu :
1. Natrium Chlorida atau garam dapur
2. Mono-Natrium Glutamat atau vetsin
3. Natrium Bikarbonat atau soda kue
4. Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah
5. Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging
seperti Corned beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain :
1. Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu
2. Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur
margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair dan
garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan
memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang air
yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.
---ooo0000ooo---
Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 18
KEPUSTAKAAN :
1. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis, Maria C. Linder,
Ph.D, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin Parakkasi;
Penerbit UI Press, 1992
2. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes RI, 1998
3. Dr. Achmad Djaeni S. M.Sc, Ilmu Gizi, Jakarta, 1985
4. Makanan Formula Untuk Mengatasi Masalah Kurang Energi Protein (KEP), Direktorat Bina
Gizi Masyarakat, Jakarta, 1994
5. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Depkes RI; Jakarta, 1995
6. Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia, PERKI Pusat dan Yayasan Jantung
Indonesia; Jakarta, 2002
7. Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II, Mary Courtney Moore, diterjemahkan oleh Dr.
Liniyanti D. Oswari M. N. S. MSc; Hipokrates Tahun I, 1992
8. Penuntun Diet, Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI; Jakarta, 1996
9. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, LIPI Jakarta 1998

Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI
Sabtu, 21 September 2002 1
GIZI SEIMBANG UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI
Oleh :
Dr. Anie Kurniawan, MSc
Direktorat Gizi Masyarakat